RINGKASAN
Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan salah satu tanaman yang mampu hidup
diberbagai musim sehingga hampir semua daerah di Indonesia banyak
membudidayakannya.Salah satu limbah yang dikeluarkan dari proses budidaya
tanaman pisang adalah gedebog pisang. Gedebog pisang sisa panen.memiliki
potensi untuk dimanfaatkan sebagai komponen ransum ternak. Kelemahan dari
gedebog pisang memiliki kualitas yang rendah dan serat tinggi sehingga perlu
dilakukan teknologi untuk meningkatkan kualitas pakan.
Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan pakan penggemukan domba yang berkualitas dan berbasis gedebog
pisang, memperoleh data nilai nutrisi yang terkandung dalam burger yang
berbasis gedebog pisang.Penelitian ini diharapkan mampu ikut memecahkan masalah
penyediaan pakan yang tidak kontinyu dan keterbatasan pada saan musim
kemarau.Penelitian Feed Burger untuk Penggemukan Domba yang Berbasis Mbah
Gesang (Limbah Gedebog Pisang) yang dilakukan adalah pembuatan gedebog pisang
selama 3 minggu untuk menjadi fermentasi. Membuat feed burger menjadi ransum
lengkap dengan menambah bekatul dan ampas tahu. Melakukan analisis proksimat
hasil Feed Burger Mbah Gesang.Melakukan pengadaptasian terhadap
ternak.Melakukan perlakuan pemberian feed burger mbah gesang selama 4 bulan. Pengolahan
Data Mengumpulkan data 2 sampel analisis proksimat burger mbah gesang dan data pertambahan
bobot badan selama 4 bulan.Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan dan
perubahan bobot badan.Rancangannya adalah dua perlakuan dan 2 ulasan. To adalah
pakan rumput dan T1 adalah 100% feed burger mbah gesang. Setiap
bulan melakukan pengamatan pertambahan bobot badan dengan meninbang
masing-masing domba.Menganalisis hasil data tersebut variabel dan
rancangan.Menyimpulkan analisis hasil data.
Luaran yang diharapkan adalah Feed
burger sebagai ransum komplit berbahan dasar mbah gesang (limbah gedebog
pisang).Data nilai nutrisi burger gedebog pisang sebagai pakan komplit.
Pertambahan bobot badan domba yang
diberi burger ransum komplit berbahan dasar mbah gesang (limbah gedebog
pisang). Manfaat dari penelitian ini adalah sumber informasi pada peternak
tentang pemanfaatan limbah pisang sebagai pakan ternak.Informasi teknologi
pengolahan limbah gedebog pisang dengan burger fermentasi untuk menambah
kualitas limbah.Solusi penyediaan pakan alternatif pada saat musim
kemarau.Sumber informasi pada peternak tentang pemanfaatan burger gedebog
pisang sebagai pakan berpotensi untuk penggemukan ruminansia sehingga
meningkatkan efisiensi biaya produksi.Membantu pemerintah dalam mencapai
program swasembada daging dengan pemanfaatan bahan pakan lokan inkonvensional.Alternatif
untuk dipertimbangkan dengan kebijakan sebagai bahan pakan.
Kata
kunci: Fermentasi, gedebog pisang, feed burger, bobot badan domba.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
JUDUL
PROGRAM
Feed Burger untuk
Penggemukan Domba yang Berbasis Mbah Gesang (Limbah Gedebog Pisang)
1.2.
LATAR
BELAKANG
Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan salah satu
tanaman yang mampu hidup diberbagai musim sehingga hampir semua daerah di
Indonesia banyak membudidayakannya. Salah satu limbah yang dikeluarkan dari
proses budidaya tanaman pisang dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai
komponen ransum ternak adalah gedebog (batang) pisang sisa panen.
Kelemahan gedebog
pisang sebagai bahan pakan untuk ternak secara langsung dalam bentuk alami
adalah nilai palatabilitas yang rendah. Adanya tannin suatu senyawa phenol yang
akan mengganggu kecernaan bahan organik, khususnya protein dengan terbentuknya
ikatan kompleks tannin-protein berlebihan yang sulit dicerna di dalam sistem
pencernaan ruminansia, dan kandungan serat kasar yang tinggi. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala pemanfaatan batang
pisang sebagai komponen ransum ruminansia adalah aplikasi teknologi bioproses
dengan metode fermentasi.
Fermentasi dengan
probiotik starbio akan meningkatkan kandungan nutrien dan palatabilitas pakan.
Tujuan fermentasi gedebog pisang akan meningkatkan protein dan menurunkan serat
sehingga mendapatkan kecernaan yang tinggi. Produk hasil bioproses dari bahan
tunggal umumnya masih memiliki nilai nutrisi yang relatife belum mencukupi
kebutuhan zat pakan untuk produksi ruminansia yang maksimal.
Feed burger merupakan
hasil pengkayaan zat pakan setelah proses fermentasi untuk meningkatkan nilai
manfaatnya. Feed burger yang berbahan
dasar fermentasi gedebog pisang akan menjadi
ransum komplit yang sangatdibutuhkan untuk penggemukan domba sekaligus menjadi
solusi pakan di musim kemarau.
1.3.
RUMUSAN
MASALAH
Usaha peternakan sering
kali dihadapkan dengan masalah mahalnya biaya pakan.Konsentrat yang digunakan
sebagai pakan penguat dalam pemeliharaan ternak domba merupakan masalah
mahalnya biaya pakan.Untuk itu perlu dicari bahan pakan alternatif sebagai
penyusun konsentrat yang harganya murah, jumlahnya melimpah dan tetap
mengandung kandungan nutrien yang dibutuhkan ternak.Bahan pakan alternatif
dapat diperoleh dengan memanfaatkan limbah industri atau limbah pertanian.
Salah satu limbah
pertanian adalah gedebog (batang) pisang yang jumlahnya cukup banyak dan dapat
digunakan sebagai bahan pakan.Gedebog pisang memiliki kualitas yang rendah dan
serat tinggi sehingga perlu dilakukan teknologi untuk meningkatkan kualitas
pakan.
1.4.
TUJUAN
Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan pakan penggemukan domba yang berkualitas dan
berbasis gedebog pisang, memperoleh data nilai nutrisi yang terkandung dalam
burger yang berbasis gedebog pisang dan
mengetahui pengaruh pemberian pakan fermentasi gedebog pisang yang
ditambah bekatul terhadap pertambahan bobot badan domba. Penelitian ini
diharapkan mampu ikut memecahkan masalah penyediaan pakan yang tidak kontinyu
dan keterbatasan pada saat musim kemarau.
1.5.
LUARAN
YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Feed
burger sebagai ransum komplit berbahan dasar mbah gesang (limbah gedebog
pisang).
2. Data
nilai nutrisi burger gedebog pisang sebagai pakan komplit.
3. Pertambahan
bobot badan domba yang diberi burger
ransum komplit berbahan dasar mbah gesang (limbah gedebog pisang).
4. Artikel
ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah.
1.6.
KEGUNAAN
1. Sumber
informasi pada peternak tentang pemanfaatan limbah pisang sebagai pakan ternak.
2. Informasi
teknologi pengolahan limbah gedebog pisang dengan burger fermentasi untuk
menambah kualitas limbah.
3. Memberikan
solusi penyediaan pakan alternatif pada saat musim kemarau.
4. Sumber
informasi pada peternak tentang pemanfaatan burger gedebog pisang sebagai pakan
berpotensi untuk penggemukan ruminansia sehingga meningkatkan efisiensi biaya
produksi.
5. Membantu
pemerintah dalam mencapai program swasembada daging dengan pemanfaatan bahan
pakan lokan inkonvensional.
BAB
II
TINJUAN
PUSTAKA
2.1.
Domba
Domba merupakan ternak
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dalam mengubah pakan hijauan menjadi daging,
serta mampu menghasilkan daging dengan baik hanya dengan pemberian pakan
hijauan saja. Selain itu keunggulan dari domba yaitu kebutuhan kandang serta
perlengkapan yang lain untuk membudidayakan sangat sederhana, memiliki
kemampuan beradaptasi tinggi dan memiliki kemampuan beranak banyak (prolifik)
dan dapat beranak sepanjang tahun. Namun domba membutuhkan lebih banyak pakan
dari pada sapi jika dibandingkan jika dibandingkan dengan bobot tubuhnya.Domba
termasuk hewan ruminansia, yang sebagian besar pakannya adalah hijauan.Hijauan
yang biasa dimakan oleh domba yaitu rumput-rumputan dan termasuk didalamnya
sisa-sisa pertanian yang berupa jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah
dan lainlain.Domba juga dikatakan sebagai hewan perumput yang selektif, lebih
suka rumput yang pendek, legum dan berbagai jenis semak yang pendek.Apabila
domba dipindahkan ke tempat yang baru, perlu adaptasi terlebih dahulu terhadap
pakan. Berbeda dengan kambing yang mampu merumput pada padang rumput yang
sangat pendek sampai daun-daun semak yang biasanya tidak dimakan oleh domba
(Baihaqi et al., 2004).
2.2.
Limbah
Pisang
Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan sumber pakan
yang penting, karena selain produktivitasnya tinggi juga menghasilkan produk
limbah/sampingan yang beragam, sehingga relatif tersedia sepanjang tahun.
Secara kumulatif, fraksi batang, daun atau anakan dapat menghasilkan bahan
pakan (BK) sebesar 11,2 ton/ha, dengan pola ketersediaan sepanjang tahun. Luas
areal tanam tanaman pisang diperkirakan mencapai 74.751 ha (Direktorat Jendral
Bina Produksi Tanaman Hortikultura, 2003), sehingga potensi pakan asal tanaman
pisang secara nasional mencapai sekitar 800.000 ton/tahun. Beberapa daerah
penting enghasil pisang antara lain yang terbesar adalah Jawa Barat dan Jawa
Timur (>10.000 ha), Jawa Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Selatan dan Banten (4.000–8.000 ha), serta Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Bali, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan (1.300–2.600 ha) (Ginting,
2004).
Pakan alternatif yang
berasal dari limbah pertanian maupun perkebunan mulai banyak dimanfaatkan
seperti limbah yang berasal dari tanaman pisang (Musa paradisiaca) yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan mulai dari
batang pisang bagian bawah (bongkol), tengah dan bagian atas termasuk daunnya.
Wina (2001) menjelaskan bahwa total produksi batang pisang dalam berat segar
minimum mencapai 100 kali lipat dari produksi buah pisangnya sedangkan total
produksi daun pisang dapat mencapai 30 kali lipat dari produksi buah pisang.
Kandungan batang pisang dari Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Ternak UNS
memiliki kandungan nutrien bahan kering (BK) 87,7%, abu 25,12%, lemak kasar
(LK) 14,23%, serat kasar (SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3,01% dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 28,24%.
2.3.
Fermentasi
Fermentasi merupakan
proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biolagi, sehingga
bahan dengan struktur yang komplek akan berubah menjadi lebih sederhana dan hal
tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien (Purnama dan Note,
2006).
Fermentasi dapat
meningkatkan kandungan nutrien dan nilai manfaat dari bahan asal.Bahan yang
mengalami fermentasi biasanya mempunyai kandungan nutrien yang lebih tinggi di
bandingkan dengan bahan asalnya (Mirnawati, 1999 cit Hidayah, 2008).Salah satu
probiotik yang dapat digunakan adalah starbio.
Melalui teknologi
fermentasi, kemungkinan kadar protein bahan baku tersebut di atas dapat
ditingkatkan dan kadar serat kasarnya dapat diturunkan. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa fermentasi lumpur sawit dengan Aspergillus niger dapat
meningkatkan kadar protein sejati (protein kasar dikurangi nitrogen terlarut x
6,25) dari 10,4% menjadi 17% dan menurunkan kadar serat ADF dan NDF,
masing-masing dari 44,3 dan 62,8% menjadi 39,9 dan 52,1% (Pasaribu et al.,
1998).
2.4.
Ransum
Komplit untuk Penggemukan
Pakan komplit dengan
kadar protein-TDN 17,5 – 50% atau 15-60% atau 17,50 – 60% serta bobot potong 20
kg mampu menghasilkan lemak karkas rendah (kelas 1). Formulasi pakan komplit
untuk penggemukan domba secara feedlot yang disarankan untuk menghasilkan lemak
karkas rendah adalah dengan kadar protein-TDN 17,5 – 50% atau 15 – 60% atau
17,50 – 60%, dan pemotongan domba pada bobot 20 kg (Pubowati et al., 2008).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Penelitian Feed Burger
untuk Penggemukan Domba yang Berbasis Mbah Gesang (Limbah Gedebog Pisang) akan
dilaksanankan selama 6 bulan di tanah kosong kelurahan Rowosari, Tembalang,
Semarang dan laboratorioum Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Pternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro.
3.1.
Ternak
Ternak yang digunakan
dalam penelitian ini adalah domba jawa lokal jantan sebanyak 4 ekor.b Semua domba berumur sekitar
1 tahun dan rerata bobot badan 20 kg. Keempat ekor domba tersebut dikelompokkan
menjadi dua perlakuan, masing-masing terdiri dari 2 ekor.Kelompok domba
pertama, diberi pakan berupa pakan biasa yaitu rumput. Kelompok domba kedua
diberikan pakan hasil dari feed burger mbah gesang.
3.2.
Pelaksanaan
3.2.1. Persiapan
Pembuatan Gedebog Pisang
Fermentasi, mencacah gedebog picsng menjadi partikel
yang kecil-kecil. Mengurangi kadar air cacahan gedebog pisang dengan penjemuran
di bawah sinar matari sampai kadar air sebesar 60%. Melakukan Pencampuran urea 1% dari bahan baku,
air secukupnya, starbio, dan gedebog pisang yang sudah dicacah menjadi pertikel
kecil sapai homogen. Melakukan pengeraman dalam terpal dan menutup sampai
rapat.Fermentasi mulai digunakan di minggu ke 3.
Pembuatan Feed Burger Menjadi Ransum Lengkap, Fermentasi yang
berumur 3 minggu siap dijadikan feed burger ransum komplit dengan mencampurkan
pengkaya kandungan nutrisi dengan perhitungan ransum. Ransum tambahannya adalah
bungkil kedelai dan bekatul. Melakukan pengepackan menggunakan drum yang
ditutup.
Analisis Proksimat, dua
sampel dari feed burger dilakukan analisis proksimat di Laboratorium Makanan
Ternak, fakultas peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Penimbangan Bobot Badan, empat
ekor domba jantan yang akan diteliti harus ditimbang terlebig dahulu
3.2.2. Perlakuan
Adaptasi,
hari
pertama perlakuan adaptasi semua ternak ditimbang terlebih dahulu untuk
mendapatkan bobot badan awal.Masa adaptasi dilakukan selama 3 minngu.
Pemberian
Pakan, memberikan perlakuan selama 4 bulan setelah ternak
beradaptasi. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan dan perubahan bobot
badan.Rancangannya adalah dua perlakuan dan 2 ulasan. To adalah pakan rumput
dan T1 adalah 100% feed burger mbah gesang. Setiap bulan melakukan
pengamatan pertambahan bobot badan dengan meninbang masing-masing domba.
3.2.3. Pengolahan Data
Mengumpulkan
data 2 sampel analisis proksimat burger mbah gesang dan data pertambahan bobot
badan selama 4 bulan.Menganalisis hasil data tersebut variabel dan
rancangan.Menyimpulkan analisis hasil data.
BAB
IV
BIAYA
DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan PKM-P dengan judul Feed Burger untuk
Penggemukan Domba yang Berbasis Mbah Gesang (limbah Gededog Pisang) secara
ringkas pada tabel berikut:
Tabel 2.1.Ringkasan
Anggaran Biaya Kegiatan PKM-P
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Peralatan
Penunjang
|
Rp. 5.880.000,00
|
2
|
Bahan Habis
Pakai
|
Rp. 4.370.000,00
|
3
|
Perjalanan
|
Rp. 1.500.000,00
|
4
|
Lain-lain:
administrasi, publikasi, seminar, laporan, dan lainnya
|
Rp. 750.000,00
|
Jumlah
|
Rp.
12.500.000,00
|
4.2. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
penelitian ini dilakukan selama lima bulan, dengan jadwal kegiatan pada tabel
berikut:
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Pembuatan Fermentasi Mbah Gesang
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pembuatan Feed Burger Mbah Gesang
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisis proksimat
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Perlakuan Pemberian Feed Burger Mbah
Gesang pada Domba
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Baihaqi, M., M.
Duldjamandan Herman R. 2004.Penampilan Domba Lokal yang Dikandangkan dengan Pakan
Kombinasi Tiga Macam Rumput (Brachara
humidicola, Bracharia decumbens dan Rumput Alam).Lokakarya nasional domba
dan kambing. Fakultas Peternakan IPB. Bogor
DIREKTORAT
JENDERAL BINA PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA. 2003. Statistik Hortikultura.
Ginting,
Simon P. 2004. Tantangan dan Peluang Pemanfaatan Pakan Lokal untuk Pengembangan
Peternakan Kambing di Indonesia.Lokakarya Nasional Kambing Potong. 17(1):
61-77.
Mirnawati cit
Hidayah.N., 2009.Pengaruh Penggunaan Sekam (Rice hulls) Fermentasi Dalam Ransum
TerhadapPerforman Domba Lokal Jantan.Skripsi S1 Fakultas Peternakan Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Pasaribu, T., A.
P. Sinurat, T. Purwadaria, Supriyati, J. Rosida, dan H. Hamid. 1998.
Peningkatan Nilai Gizi Lumpur Sawit Melalui Proses Fermentasi: Pengaruh Jenis
Kapang, Suhu, dan Lama Proses Enzimatis. J. Ilmu Ternak Vet. (In
press).
Purbowati , E.,
C. I. Sutrisno, Baliarti, S.P.S, Budi dan W. lestariana. 2008. Karakteristik
Karkas Domba Lokal Jantan Yang Digemukkan Secara Feedlot Dengan Pakan Komplit
Berkadar Protein Dan Energi Yang Berbeda.Seminar nasional teknologi peternakan
dan veteriner. 400 (1) : 394-401.
Purnama.J dan T.
P. Note., 2006. Jerami Fermentasi Sebagai Pakan Alternatif Bagi Ternak Sapi Pada Musim Kemarau.
www.database.deptan.go.id. Akses 10 Oktober 2013
Wina, E. 2001. Tanaman Pisang Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Wartazoa. 11 (1): 20-27.