Kamis, 12 Juni 2014

METABOLISME KARBOHIDRAT

PENDAHULUAN
   Ternak menggunakan komponen zat-zat gizi untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan kondisi normal tubuhnya, pertumbuhan jaringan tubuh, berproduksi dan bereproduksi. Produk-produk ternak, seperti daging, susu, telur dan hasil-hasil ikutan lain, pada dasarnya merupakan hasil dari serangkaian proses yang kompleks, mulai dari proses pencernaan sampai metabolisme zat-zat gizi, yang mengakumulasikan protein, karbohidrat, lemak dan mineral pada jaringan-jaringan tubuh. Mikroba memiliki kemampuan untuk fermentasi komponen-komponen pakan, termasuk karbohidrat dan protein menjadi asam-asam organik yang sederhana, yang umumnya dikenal sebagai Volatile Fatty Acid (VFA) atau asam lemak volatil (asam asetat, propionat dan butirat).
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak jumlahnya di permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada binatang berfungsi sebagai jaringan ikat dan "cel coat". Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.  Fungsi utama dari metabolisme karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang mengandung ikatan fosfat bertenaga tinggi, vitamin larut dalam air, cadangan makanan, dan materi pembangun.
PEMBAHASAN
A.      METABOLISME
Metabolisme merupakan terjadinya pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari kata Yunani “Metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Anabolisme memakai energy untuk membangun moleul kompleks dari molekul sederhana. Sedangkan katabolisme membebaskan energy dengan merombak senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.

Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya. Proses metabolism bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu :

1.         Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
2.         Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel. 
3.         Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan merombak biomolekul.

B.       KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan makanan pokok kita bangsa Indonesia. Pada umumnya sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging namanya glikogen.

Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak jumlahnya di permukaan bumi ini. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, mempunyai rumus umum Cn(H2O)m. Polimer karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada binatang berfungsi sebagai jaringan ikat dan "cel coat".

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar Matahari

Klorofil 
6 CO2 + 6 H2O                                    C6H12O6 + 6 O2
                                                                 Karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida.

Karbohidrat digolongkan menjadi 4 berdasarkan strukturnya, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
1.         Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat yang mempunyai molekul paling sederhana dibandingkan dengan molekul karbohidrat lain. Molekul karbohidrat yang terdiri dari satu molekul gula sederhana tidak dapat diuraikan menjadi molekul sederhana lagi dan merupakan persenyawaan netral dan mudah larut dalam air, sukar larut dalam alkoholdan tidak larut dalam eter. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam molekulnya, monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus aldehid) dan ketosa (mempunyai gugus keton)
Contoh : Glukosa, Galaktosa, Fruktosa

2.         Disakarida

Disakarida tersusun 2 satuan monosakarida. Umumnya terdiri atas dua sisi heksosa, oleh karena itu sering disebut dengan heksodisakarida. Senyawa terbentuk dari 2 molekul monosakarida sejenis atau tidak dan dapat dihidrolisis oleh larutan asam dan air.
Contoh  : Sukrosa (tebu), Laktosa (susu), Maltosa.

3.         Oligosakarida

Oligosakarida mengandung paling sedikit sampai delapan satuan monosakarida yang saling berhubungan Senyawa karbohidrat yang terdiri dair 3-6 unit monosakarida yang digabung oleh ikatan kovalen, sebagai rantai polipeptida pada glikoprotein dan glikogen.
Contoh : Malto-triosa

4.         Polisakarida

Polisakarida mempunyai susunan yang komplek dengan berat molekul besar. Pada hidrolisisnya secara senyawa juga akan dihasilkan komponen-komponen penyusunnya yaitu monosakarida. Polisakarida mengandung lebih dari delapan (ratusan sampai ribuan monosakarida dg rantai lurus atau cabang) satuan monosakarida.
Contoh  : Amilum, Selulosa, Dekstrin, Glikogen, Glikoprotein,

C.      METABOLISME KARBOHIDRAT
Pencernaan karbohidrat terjadi terutama di usus kecil. Enzim amilase yang disekresi pankreas, dengan pH optimum 7 memerlukan ion Cl secara mutlak, menghidrolisis amilosa menjadi maltosa dan glukosa. Apabila amilopektin dan glikogen dihidrolisis; glukosa, maltosa, maltotriosa dan oligosakarida dengan rantai cabang pendek terbentuk. Amilum (starch) dan glikogen yang telah mengalami hidrasi (hydrated starch) akan dicerna oleh amilase pankreas dan menghasilkan maltosa [a-Glk(1 à)Glk], trisaccharida maltotriosa [a-Glk(1à4) aGlk(1à4) Glk], a-limit dextrins dan sedikit glukosa.

Amilase merupakan  endopolisakaridase; a-amilse tidak bisa memutus ikatan a-(1à4) pada glukosa yang terletak pada titik cabang, seperti gambar di bawah.

Gambar a :  Cara kerja enzim amilase
            

Enzim-enzim yang dapat menghidrolisis disakarida terdapat pada "brush border", dengan nama umum disakaridase. Hasil utama hidrolisis disakarida adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Monosakarida yang telah diserap masuk ke vena porta setelah melalui hepar beredar keseluruh tubuh. Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, akhirnya akan dikeluarkan dengan feses.

  Monosakarida diserap dengan kecepatan yang berbeda. Urutan menurut kecepatannya adalah sebagai berikut : galaktosa, glukosa fruktosa, mannosa, xilosa (xylosa) dan arabinosa. Galaktosa dan glukosa diserap secara aktif.

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus.

1.    Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan dikunyah bercampurn dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase  menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung.

2.    Usus Halus
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel-sel mukosa usus halus bnerupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Maltase
Maltosa                               2 mol glukosa
Sukrase
Sakarosa                              1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktase
Laktosa                               1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.

3.        Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.

5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.

6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

Beberapa tahap proses metabolisme karbohidrat di dalam tubuh, yaitu glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis.

1.    GLIKOLISIS

Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur ini terutama terjadi dalam otot bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan energi (ATP). Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat, dan menghasilkan dua ATP.

a. Tahapan reaksi glikolisis.
Jalur ini disebut juga jalur Embden-Meyerhof. Semua enzim yang terlibat terdapat dalam fraksi ekstra mitokhondria (dalam sitosol). Mula-mula glukosa mengalami esterifikasi dengan fosfat, reaksi ini disebut juga fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-P.

                              Heksokinase (glukokinase)
                                                                       Mg++
                  D-glukosa    +   ATP      ®      D-glukosa 6-P   +   ADP.

     Reaksi ini memerlukan ion Mg++.

     Dalam sel , sedikit sekali glukosa berada sebagai glukosa bebas, sebagian besar terdapat dalam bentuk ester glukosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis dua enzim : hexokinase dan glukokinase.

 Hexokinase terdapat dalam ber-macam2 sel,kecuali di sel hepar dan pankreas. Enzim ini sesuai dengan namanya dapat pula mengkatalisis esterifikasi heksosa lainnya     dengan ATP; contoh: fruktosa menjadi fruktosa 6-P. Dalam sel binatang dan manusia enzim ini merupakan enzim regulator, karena dapat dihambat oleh hasil reaksinya.

  Glukokinase terdapat dalam hepar  dan pankreas. Mempunyai Km untuk D-glukosa jauh lebih tinggi dari enzim hexokinase. Glukokinase memerlukan glukosa lebih tinggi untuk menjadi aktif bila dibandingkan dengan heksokinase.

  Selain itu glukokinase tidak dihambat oleh hasil reaksinya yaitu glukosa 6-P. Glukokinase berperan biasanya pada waktu kadar glukosa darah tinggi (sesudah makan). Pada penderita Diabetes Mellitus enzim ini jumlahnya berkurang.

Reaksi fosforilasi ini boleh dikatakan reaksi satu arah.
 Selanjutnya glukosa 6-P diubah menjadi fruktosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis enzim fosfoheksosa isomerase, dimana terjadi aldosa-ketosa isomerasi. Hanya D-anomer dari glukosa 6-P yang bisa dipakai sebagai substrat. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik.

 Reaksi selanjutnya adalah pembentukan fruktosa 1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase-1. Reaksi ini boleh dikatakan reaksi satu arah. Enzim fosfofruktokinase-1 merupakan enzim yang bisa diinduksi. Enzim ini memegang peran  yang penting dalam mengatur kecepatan glikolisis.

                    fosfofruktokinase-1
 Fruktosa 6-P + ATPà Fruktosa 1,6-BP + ADP.
                            Mg++

 Aktifitas enzim ini meningkat apabila konsentrasi ADP, AMP, fosfat inorganik ( Pi ) meningkat.  Enzim fosfofruktokinase-1 dihambat oleh ATP, asam sitrat dan 2,3-DP gliserat (dalam sel darah merah). Apabila pemakaian ATP meningkat (kadar ATP menurun) maka aktifitasnya meningkat, sebaliknya apabila kadar ATP tinggi aktifitas enzim tersebut menurun. Enzim ini juga dihambat oleh meningkatnya kadar asam lemak bebas, sehingga apabila senyawa ini meningkat dalam darah, yang akhirnya masuk ke dalam sel , maka pemakaian glukosa akan berkurang.

     Fruktosa 1,6-BP akan dipecah menjadi dua triosa oleh enzim aldolase.
                                                     Aldolase
     Fruktosa 1,6-BP    ®     Dihidroksi asetonfosfat   +  gliseraldehida 3-P

     Pada sel binatang sedikitnya ada dua macam aldolase, aldolase A yang terdapat dalam sebagian besar jaringan , aldolase B terdapat dalam sel hepar dan ginjal. Semuanya terdiri dari empat subunit polipeptida yang berbeda komposisi asam amino-nya.

        Gliseraldehida 3-fosfat  «  Dihidroksi asetonfosfat (DHAP).

     Kedua triosa tersebut diatas "interconverted", dapat saling berubah dengan adanya enzim fosfotriosa isomerase.

     Sampai dengan reaksi ini satu glukosa terpakai  dan memerlukan dua ATP.
     Selanjutnya glikolisis berjalan dengan oksidasi gliseraldehid 3-fosfat (gliseraldehida 3-P) menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Karena adanya enzim fosfotriosa isomerase, dihidroksi asetonfosfat juga dioksidasi.Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi ini adalah gliseraldehida 3-P dehidrogenase yang mana aktifitasnya tergantung adanya NAD+. Enzim ini terdiri dari empat polipeptida yang identik membentuk tetramer. Empat gugusan -SH terdapat pada tiap polipeptida, mungkin berasal dari residu sistein (cysteine). Satu gugusan  -SH terdapat pada "active site". Reaksinya berjalan sebagai berikut.

     Mula-mula substrat berikatan dengan "cysteinyl moiety" pada dehidrogenase membentuk suatu tiohemiasetal, yang kemudian dioksidasi menjadi tiol-ester. Atom hidrogen yang terlepas dipindah pada NAD+ yang terikat pada enzim. NADH yang terbentuk,akan terikat pada enzim juga tapi tidak sekuat NAD+,  sehingga NADH ini mudah diganti oleh NAD+ yang lain.

Energi yang terjadi pada oksidasi ini terwujud dalam ikatan sulfat energi tinggi, yang kemudian dengan fosforolisis menjadi ikatan fosfat energi tinggi pada posisi satu dari 1,3-bisfosfo-gliserat.Pada fosforolisis diatas, Pi ditambahkan dan enzim bebas serta gugus -SH bebas terbentuk. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP pada reaksi dengan ADP yang dikatalisis enzim fosfogliserat kinase. Reaksi ini menghasilkan 3-fosfogliserat.

 Jadi oksidasi fosfogliseraldehid menjadi fosfogliserat, dimana terlepas suatu energi, energi ini dipakai oleh reaksi pengambilan fosfat inorganik dan sintesis ATP; rangkaian reaksi-reaksi ini merupakan suatu "coupled reaction".Karena ada dua molekul triosafosfat yang dioksidasi, maka akan terbentuk dua molekul ATP. Pada reaksi ini NAD+ tereduksi menjadi NADH. Reaksi tersebut diatas adalah suatu contoh dari fosforilasi pada tingkat substrat.

Apabila ada asam arsenat, maka zat ini akan berkompetisi dengan Pi yang akan menghasilkan arseno-3-fosfogliserat, yang akan terhidrolisis spontan menghasilkan 3-fosfogliserat tanpa menghasilkan ATP. Ini suatu contoh arsenat dapat "uncoupled" oksidasi dan fosforilasi.

 Selanjutnya 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.  Reaksi berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase; pada reaksi ini terjadi perubahan struktur molekul hingga terbentuk ikatan fosfat bertenaga tinggi pada posisi 2, yaitu fosfoenolpiruvat.

Enolase dihambat oleh fluorida ( F ). Dalam praktek fluorida ditambahkan ke dalam larutan pada penentuan glukosa,juga kedalam pasta gigi. Kerja enzim ini tergantung adanya Mn++ atau Mg++. Reaksinya sebagai berikut:

          2-fosfogliserat  «  Fosfoenolpiruvat  +  H2O.

     Fosfat bertenaga tinggi dari fosfoenolpiruvat dipindah ke ADP menjadi ATP, yang dikatalisis enzim piruvat kinase.


     Reaksinya:
                                               ADP                        ATP
                                                                             
                             Fosfoenolpiruvat      ßà       Enolpiruvat
                                                         Piruvat kinase

     Enzim piruvat kinase hepar berbeda sifatnya dengan enzim piruvat kinase otot. Pada otot konsentrasi ATP yang tinggi akan menghambat enzim ini. Pada hepar enzim ini dapat dihambat oleh ATP dan alanin, tapi adanya fruktosa 1,6-difosfat dengan konsentrasi tinggi, akan dapat menghilangkan hambatan ini. Dalam hepar enzim ini dihambat juga oleh asam lemak rantai panjang dan asetil-KoA.

     Dalam hepar glukagon menghambat glikolisis dan merangsang glukoneogenesis dengan meningkatkan konsentrasi cAMP. Senyawa ini kemudian mengaktivasi "cAMP dependent protein kinase". Protein kinase yang aktif ini akan mengkatalisis fosforilasi enzim piruvat kinase  menjadi piruvat kinase-P. Enzim piruvat kinase-P me-rupakan bentuk tidak aktif. Dengan demikian glukagon menghambat glikolisis.

     Sampai dengan reaksi ini hasil netto dari perubahan glukosa menjadi dua asam piruvat adalah dua ATP, yaitu pada awal jalur ini dibutuhkan dua ATP dan kemudian menghasilkan empat ATP.  Pada keadaan anaerobik reoksidasi NADH melalui rantai respirasi tidak berjalan. Asam piruvat akan dirubah menjadi asam laktat, yang dikatalisis enzim laktat dehidrogenase.

Reaksinya:
                                                             laktat dehidrogenase
                            Asam piruvat     +    NADH    ßà     L-laktat +   NAD+

     Dengan demikian reoksidasi NADH melalui asam laktat memungkinkan glikolisis berlangsung tanpa oksigen, karena NAD+ yang terbentuk cukup untuk kebutuhan enzim gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase. Jadi jaringan pada keadaan hipoksia ada tendensi untuk membentuk asam laktat, terutama dalam otot bergaris. Asam laktat yang terbentuk akan masuk ke peredaran darah dan bisa didapatkan dalam urine.



b. Sel Darah Merah

     Glikolisis dalam eritrosit sekalipun dalam keadaan aerobik akan menghasilkan asam laktat, karena enzim-enzim yang dapat  mengoksidasi asam piruvat secara aerobik tidak ada dalam sel da-rah merah.

     Dalam eritrosit golongan mammalia tahapan yang  dikatalisis fosfogliserat kinase di " by passed " dengan adanya enzim bisfosfogliserat mutase dan enzim 2,3-bisfosfogliserat fosfatase (gambar-4). Akibat adanya dua enzim ini ATP tidak terbentuk dan ini memungkinkan glikolisis berlangsung apabila kebutuhan ATP minimum. 2,3-bisfosfogliserat bergabung dengan hemoglobin sehingga menyebabkan affinitas hemoglobin terhadap oksigen menurun. Kurve dissosiasi oksigen hemoglobin bergerak ke kanan. Dengan demikian adanya 2,3-bisfosfogliserat dalam sel darah merah membantu pelepasan oksigen untuk keperluan jaringan.

  Reaksinya :
                                                                 Enzim 1
                             1,3-bisfosfogliserat           ®          2,3-bisfosfogliserat
                                                                Enzim  2 
¯
                                                             3-fosfogliserat.

Enzim 1 : bisfosfogliserat mutase
Enzim 2: 2,3-bisfosfogliserat fosfatase

     Dalam glikolisis ada tiga reaksi boleh dikatakan secara fisiologis satu arah, yaitu reaksi yang dikatalisis enzim-enzim :

  1. heksokinase ( dan glukokinase )
  2. fosfofruktokinase
  3. piruvat kinase

c.   OKSIDASI ASAM PIRUVAT MENJADI ASETIL-KoA

 Asam piruvat dapat masuk ke dalam mitokhondria dengan pertolongan suatu transporter. Asam piruvat mengalami oksodasi-dekarboksilasi oleh suatu enzim yang tersusun rapi dalam matriks mitokhondria. Enzim-enzim ini disebut piruvat dehidrogenase kompleks

     Mula-mula asam piruvat mengalami dekarboksilasi. Reaksi ini dikatalisis enzim piruvat dehidrogenase. Tiamin pirofosfat bertindak sebagai ko-enzim. Dalam reaksi ini terbentuk CO2 dan a-hidroksietil-tiaminpirofosfat atau disebut juga "aktif asetaldehid". Senyawa yang disebut belakangan ini dipindah ke prostetik lipoamide, yang merupakan bagian  dari enzim transasetilase. Dalam perpindahan ini disulfida dari lipoamide tereduksi, asetildehida teroksidasi menjadi asetil aktif yang terikat sebagai tioester. Gugusan asetil ini kemudian bereaksi dengan koenzim-A, membentuk asetil-S-KoA, dan menghasilkan lipoamide dalam bentuk disulfhidril(tereduksi). Koenzim yang tereduksi ini dioksidasi kembali oleh suatu flavoprotein, dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein yang tereduksi kemudian dioksidasi oleh NAD+. Ringkasnya, reaksinya adalah sebagai berikut:

  CH3COCOOH   +   HSCoA   +   NAD+     ®         CH3CO-SCoA   +   NADH   +   H+

     Piruvat dehidrogenase diaktifasi oleh fruktosa difosfat, dan dihambat oleh hasil reaksinya yaitu NADH dan asetilKoA. Enzim ini juga dihambat oleh aktivitas oksidasi asam lemak, yang mana akan meningkatkan rasio Asetil-KoA / KoA, NADH / NAD+ dan ATP / ADP. Peningkatan rasio diatas akan mengaktivasi piruvat dehidrogenase (PDH) kinase yang akan mengkatalisis fosforilasi enzim PDH a menjadi PDH b yang tidak aktif. PDH fosfatase akan menghidrolisis PDH b menjadi PDH a yang aktif. PDH fosfatase diaktivasi oleh insulin. Arsenit atau ion merkuri membentuk komplek dengan gugusan -SH dari asam lipoat dan menghambat piruvat dehidrogenase. Kekurangan tiamin akan menyebabkan asam piruvat tertimbun.

2.    GLIKOGENESIS

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energy. Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.

Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer µ-D-Glukosa yang bercabang.

Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati olehglukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfatdalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat «Enz + Glukosa 1,6-bifosfat « Enz-P + Glukosa 1-fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi denganuridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat « UDPGlc + PPi

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan olehUDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebutglikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n à UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1à4 untuk membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.

6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1à4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentukrangkaian 1à6 sehingga membuat titik cabangpada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1àglukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

3.    GLIKOGENOLISIS
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1à6.
(C6)n + Pi à (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisatorpemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1à6 terpajan. Hidrolisis ikatan 1à6 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

4.    GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan karbohidrat. Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa, apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes, jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik.

Untuk membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang bisa memanfaatkannya.
 Pada hewan memamah biak, asam propionat merupakan bahan utama untuk glukoneogenesis.
     Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat.

      Enzim tambahan yang diperlukan dalam proses ini selain dari enzim-enzim dalam kedua jalur diatas adalah :

1)   Piruvat karboksilase.
2)   Fosfoenolpiruvat karboksikinase.
3)   Fruktosa 1,6-bisfosfatase (tidak ada dalam otot jantung dan otot polos).
4)   Glukosa 6-fosfatase.

      Dalam keadaan puasa, enzim piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase sintesisnya meningkat. Sintesis enzim ini juga dipengaruhi oleh hormon glukokortikoid. Dalam keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar meningkat. Ini membawa akibat yang menguntungkan untuk glukoneogenesis karena akan menghasilkan ATP, NADH dan oksaloasetat.

     Asam lemak dan asetil-KoA akan menghambat enzim-enzim fosfofruktokinase, piruvat kinase dan piruvat dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim piruvat karboksilase dan fruktosa 1,6-bisfosfatase.

Substrat untuk glukoneogenesis adalah :

1)      asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis, retina dan sumsum tulang.
2)      gliserol, yang berasal dari jaringan lemak dan asam amino yang berasal dari protein.
3)      asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
4)      asam amino glikogenik.

Perubahan asam laktat menjadi glukosa

      Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat masuk ke dalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena oksaloasetat tidak dapat melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu menjadi malat. Di sitoplasma malat diubah kembali menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi fosfoenolpiruvat yang selanjutnya berjalan ke arah kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi glukosa.Pada diagram dapat juga kita lihat reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mengubah gliserol dan asam-asam amino glukogenik menjadi glukosa. Asam amino glukogenik masuk ke dalam jalur glukoneogenesis ditandai dengan bundaran dan panah pada siklus asam tri karboksilat ( TCA cycle ).

      Beberapa reaksi dan enzim-enzim tambahan untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa (selain jalur kebalikan glikolisis dan TCA cycle) adalah :
      Enzim piruvat karboksilase mengkatalisis reaksi

 1) Piruvat   ®  Oksaloasetat (gambar 15-16).
         Dalam reaksi ini diperlukan ATP, CO2 (berasal dari H2CO3), biotin ( yang diperlukan untuk mengikat bikarbonat pada enzim sebelum ditambahkan pada asam piruvat ) dan ion Mg.

 2) Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase (ekstra mitokhondrial) mengkatalisis reaksi :

                       Oksaloasetat  ®   Fosfoenolpiruvat
     
Dalam reaksi ini diperlukan "high energy phosphate" GTP atau ATP, dan akan terbentuk CO2.
 3). Enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase akan mengkatalisis reaksi :
         Fruktosa 1,6-bisfosfat  ®   Fruktosa 6-fosfat
Enzim ini bisa didapatkan dalam hati, ginjal otot bergaris, sedangkan jaringan lemak, otot jantung dan otot polos tidak mengandung enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase.

4). Enzim glukosa 6-fosfatase mengkatalisis reaksi :
                                     Glukosa 6-fosfat   ®   Glukosa
Enzim ini terdapat dalam usus halus, hati, ginjal dan platelet, akan tetapi tidak bisa dijumpai dalam otot dan jaringan lemak.

Enzim gliserokinase mengkatalisis reaksi :

                                            Gliserol   ®   Gliserol 3-fosfat

 Dalam reaksi ini diperlukan ATP dan menghasilkan ADP. Enzim ini terutama terdapat dalam  hati dan ginjal.

      Enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis reaksi :
                             Gliserol 3-fosfat   ®   Dihidroksi aseton fosfat ( DHAP )

Asam propionat perlu diaktivasi dahulu menjadi propionil-KoA. Ensim tiokinase mengkatalisis reaksi ini dan memerlukan ATP , KoA dan ion Mg. Selanjutnya propionil-KoA diubah menjadi D-metilmalonil-KoA, selanjutnya setelah mengalami rasemisasi akan diubah menjadi L-metilmalonil-KoA. Senyawa ini kemudian akan diubah menjadi suksinil-KoA yang akan masuk ke dalam siklus asam sitrat yang akhirnya akan diubah menjadi glukosa melalui kebalikan jalur Embden-Meyerhof.

      Pada burung dara, ayam dan marmut fosfoenolpiruvat (PEP) kaboksikinase hepar terdapat dalam mitokhondria. PEP yang terbentuk keluar dari mitokhondria. PEP karboksikinase pada tikus terdapat di sitoplasma. Malat keluar. Pada manusia, guinea pig dan sapi PEP karboksikinase terdapat di dalam dan di luar mitokhondria.



KESIMPULAN

Metabolism merupakan metodifikasi senyawa kimia secara biokimia dan organism san sel. Metabolism mencakup anabolisme dan katabolisme molekul organic komplek Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energy utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon ( C), hydrogen (H) dan oksigen (O) serta hidrat sehingga dinamakan karbohidrat.  Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus. Proses Metabolism karbohidrat dilakukan beberapa tahap, yaitu  glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis


 DAFTAR PUSTAKA

Bondy P.K. and Rosenberg L.E. : Duncan's Diseases of Metabolism Genetic Metabolism and Endocrino-logy. Seventh Ed. Asian Ed. W.B. Saunder Comp. Igaku Shoin Ltd. Tokyo 1974. pp 245 - 250.

Devlin T.M. : Texbook of Biochemistry with Clinical correlation. Third Ed. John Wiley & Son Pub. Singapore. 1992. pp 351, 1077 - 1081

Lehninger A.L., Nelson D.L and Cox M.M : Principles of Biochemistry. Second Ed. Worth Publ. Inc. New York. 1993. pp 298, 598-599
Martini, dr. Tri. “DIKTAT 1 BIOKIMIA”, Biomolekul Enzim hormon.
Murry R.M., Granner D.K., Mayes P.A. and Rodwell V.W.: Harper's Biochemistry. Twenty-sixthth Edition. Appleton & Lance. Englewood Cliffs. New Jersey. USA. 2003. pp 122 – 129, 136 – 172.

Robert G.P dkk : Harrison's Principles of Internal Medicine. Tenth Ed. International Student Edition. McGrawHill Book Copm. Tokyo. 1985 pp 1873

Rypier's Medical Licensure Examination. 13th Ed. J.P. Lippincott Comp. Phil. 1981. pp 245 - 261.