Peran Mineral dalam Pertumbuhan dan Kesehatan Ternak
Mineral merupakan nutrisi mikro berbentuktuk senyawa
anorganik yang menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas. Secara garis besar
mineral yang berperan penting dalam proses fisiologis ternak dibedakan menjadi
mineral essensial makro dan mineral essensial mikro. Mineral essensial makro terdiri dari
kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K) dan fosfor (P)
sangat diperlukan untuk membangun tubuh dan pertumbuhan ternak. Mineral
esensial mikro meliputi zat besi (Fe), Tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn) dan
iodium (I) berfungsi dalam aktivitas system enzim dan hormon dalam proses
pertumbuhan ternak serta pembentukan darah. Kalsium merupakan unsur yang sangat
esensial dalam pembentukan tulang dan kerabang telur. Fungsi lain dari kalsium
yaitu mengatur kerja system syaraf, membantu dalam mekanisme penyerapan vitamin
B12, mengatur kontraksi otot dan sangat penting untuk pertumbuhan normal.
Fosfor memiliki fungsi metabolic dalam pembentukan tulang, serta berperan dalam
proses pembentukan energy dan mengatur keseimbangan asam basa di dalam tubuh. Zat
besi (Fe) sangat berguna untuk pembentukan sel darah dan proses enzimatis dalam
tubuh. Dari total kandungan Fe dalam tubuh sebagian digunakan untuk proses
metabolism dan sebagian disimpan sebagai cadangan. Tembaga (Cu) berperan sangat
penting dalam proses metabolism energy dalam sel serta system transmisi impuls
saraf, system kardiovaskuler, dan system kekebalan. Cu juga berperan dalam
proses metabolisme estrogen. Seng (Zn) berperan sebagai komponene dan kativator
enzim, serta bertanggung jawab pada perkembangan embrio dan pembentukan tulang.
Iodine (I) dan selenium (Se) dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah stres
oksidatif, mendukung fungsi kelenjar tiroid (yang menghasilkan hormon tiroksin
untuk pertumbuhan dan perkembangan) maupun berperan menjaga kekebalan tubuh. Selenium juga berfungsi meningkatkan daya
tahan terhadap penyakit, menurunkan angka kematian dan meningkatkan pertambahan
berat badan.
Selain itu selenium juga meningkatkan kualitas daging dengan mengurangi drip
loss (hilangnya cairan dari dalam tubuh), membantu menyempurnakan pertumbuhan
bulu pada ayam tipe lambat bulu, meningkatkan kualitas kerabang, meningkatkan
kualitas kuning dan putih telur.
Gejala Defisiensi Mineral
|
|
Ayan menampakkan gejala kekurangan kalsium
|
Ayam mengalami anemia tampak pucat pada paruh dan jengger
|
|
|
Ayam mengalami perosis
|
Exudative diathesis, salah satu perubahan organ
|
(Sumber :
www.thepoultrysite.com)
Defisiensi mineral pada ternak dapat menimbulkan gejala
klinis yang spesifik untuk setiap mineral, namun kadang-kadang gejala tersebut
hamper mirip, sehingga untuk menentukan diagnosis penyakit defisiensi mineral
perlu dilakukan analisis kandungan mineral dalam darah ternak dengan mengambil
serum ternak yang hidup. Akibat dari defisiensi kalsium (Ca) pada unggas adalah
terjadinya kelainan tulang, pembesaran persendian, kelumpuhan dan pelunakan
tulang tua. Defisiensi pospor (P) pada unggas akan menimbulkan rachitis
dan osteomalacia, pica atau kelainan nafsu makan, suka makan
tanah, tulang atau kayu, kelemahan
otot dan persendian. Defisiensi mangan (Mn) menyebabkan
tetany yaitu kejang-kejang dan sempoyongan. Selain itu, perosis (kaki bengkok)
pada anak ayam, penurunan produksi dan kualitas kerabang telur. Defisiensi kalium (K) akan terjadi
pertumbuhan yang terganggu, lemah, mudah terkena tetanus yang diikuti kematian.
Defisiensi seng (Zn) akan mengakibatkan pertumbuhan ayam yang lambat, bulu
abnormal, luka/peradangan pada kulit (dermatitis), pembengkakan sendi,
menurunnya nafsu makan dan kualitas kerabang telur menurun. Defisiensi tembaga (Cu) akan terjadi
pertumbuhan bulu yang terganggu dan anemia. Defisiensi Fe akan mengalami gejala
kadar hemoglobin menurun, anemia, dan gangguan pertumbuhan bulu. Defisiensi
iodine (I) akan mengakibatkan daya tetas menurun, gangguan pertumbuhan kelanjar
thyroid (gondok), pertumbuhan unggas menjadi lambat. Defisiensi selenium (Se)
mengakibatkan imunitas dan produksi terganggu, kerabang tipis, exudative
diathesis, muscular dystrophy.
Tindakan Defisiensi Mineral
Secara ilmiah, mineral essensial makro dan mikro
selalu ada di dalam tanaman, termasuk biji-bijian yang didgunakan campuran
ransum untuk pakan. Ternak yang mengkonsumsi ransum yang kurang kandungan
mineralnya akan mengalami defisiensi mineral. Hal yang harus diperhatikan
sebelum menghadapi kasus defisiensi mineral dengan memastikan kualitas ransum
dan konsumsi ransum masuk sesuai dengan standar dari perusahaan pembibit
(breeder). Bila kualitas ransum kurang baik, maka melakukan suplementasi ransum
untuk meningkatkan kualitas ransum. Suplementasi seng pada ternak dapat
meningkatkan pertumbuhan ternak dan aktivitas enzim fosfatase alkali serta
anhidrase karbonat serum darah.
Suplementasi fitase menyebabkan peningkatan tersediaan mineral. Hal
tersebut dikarenakan suplemenasi fitase dapat menghidrolisis fitat dan
meningkatkan konsentrasi mineral seperti magnesium, kalsium, mangan dan seng
dalam plasma tulang dan seluruh tubuh.
KESIMPULAN
Mineral merupakan nutrisi mikro yang berbentuk senyawa
anorganik yang menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas, namun perannya sangat
penting dalam pertumbuhan dan kesehatan hewan. Mineral esensial dibedakan
menjadi mineral esensial makro dan mikro. Keduanya sangat diperlukan untuk
membangun tubuh dan pertumbuhan ternak serta berfungsi dalam aktivitas system
enzim dan hormon dalam proses pertumbuhan ternak serta pembentukan darah. Ternak
yang mengalami defisiensi mineral akan menyebabkan berbagai penyakit yang mampu
menurunkan produktivitas ternak seperti anemia, pertumbuhan yang lambat,
perosis, imunitas dan produksi terganggu serat kerabang telur yang tipis.
Suplementasi mineral yang ditambahkan ke dalam ransum merupakan tindakan yang
baik untuk menghindari gejala defisiensi mineral.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2007. Pentingnya Mineral Tembaga (Cu)
dalam Tubuh Hewan dalam Hubungannya dengan Penyakit. Wartazoa Vol. 17 No. 12
Th.2007. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Darmono. 2011. Suplementasi Logam dan Mineral untuk
Kesehatan Ternak dalam Mendukung Program Swasembada Daging. Pengembangan
Inovasi Pertanian 4(3), 2011: 205-217. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Info Medion Online (http://info.medion.co.id).
Nisa, Khufyatun Amalia dan Leny Yuanita. 2014.
Pengaruh Asam Sitrat dan Fitase Bacillus subtilis Holiwood Gresik pada Jagung
(Zea mays L.) terhadap Daya Cerna Protein dan Bioavabilitas Zink. UNESA Journal
of Chemistry Vol.3, No.1, January 2014.Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Tarmidi, Ana Rochana. Kajian Fungsi Mineral Seng (zn)
Bagi Ternak. 1-15.
Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah...
BalasHapus