Rabu, 11 Juni 2014

DEFISIENSI MINERAL PADA TERNAK UNGGAS

  Peran Mineral dalam Pertumbuhan dan Kesehatan Ternak
Mineral merupakan nutrisi mikro berbentuktuk senyawa anorganik yang menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas. Secara garis besar mineral yang berperan penting dalam proses fisiologis ternak dibedakan menjadi mineral essensial makro dan mineral essensial mikro.  Mineral essensial makro  terdiri dari  kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K) dan fosfor (P) sangat diperlukan untuk membangun tubuh dan pertumbuhan ternak. Mineral esensial mikro meliputi zat besi (Fe), Tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn) dan iodium (I) berfungsi dalam aktivitas system enzim dan hormon dalam proses pertumbuhan ternak serta pembentukan darah. Kalsium merupakan unsur yang sangat esensial dalam pembentukan tulang dan kerabang telur. Fungsi lain dari kalsium yaitu mengatur kerja system syaraf, membantu dalam mekanisme penyerapan vitamin B12, mengatur kontraksi otot dan sangat penting untuk pertumbuhan normal. Fosfor memiliki fungsi metabolic dalam pembentukan tulang, serta berperan dalam proses pembentukan energy dan mengatur keseimbangan asam basa di dalam tubuh. Zat besi (Fe) sangat berguna untuk pembentukan sel darah dan proses enzimatis dalam tubuh. Dari total kandungan Fe dalam tubuh sebagian digunakan untuk proses metabolism dan sebagian disimpan sebagai cadangan. Tembaga (Cu) berperan sangat penting dalam proses metabolism energy dalam sel serta system transmisi impuls saraf, system kardiovaskuler, dan system kekebalan. Cu juga berperan dalam proses metabolisme estrogen. Seng (Zn) berperan sebagai komponene dan kativator enzim, serta bertanggung jawab pada perkembangan embrio dan pembentukan tulang. Iodine (I) dan selenium (Se) dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah stres oksidatif, mendukung fungsi kelenjar tiroid (yang menghasilkan hormon tiroksin untuk pertumbuhan dan perkembangan) maupun berperan menjaga kekebalan tubuh. Selenium juga berfungsi meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, menurunkan angka kematian dan meningkatkan pertambahan berat badan. Selain itu selenium juga meningkatkan kualitas daging dengan mengurangi drip loss (hilangnya cairan dari dalam tubuh), membantu menyempurnakan pertumbuhan bulu pada ayam tipe lambat bulu, meningkatkan kualitas kerabang, meningkatkan kualitas kuning dan putih telur.

 Gejala Defisiensi Mineral


http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/AU_Apr_Gbr1.JPG
http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/AU_Apr_Gbr3.JPG
Ayan menampakkan gejala kekurangan kalsium
Ayam mengalami anemia tampak pucat pada paruh dan jengger
http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/AU_Apr_Gbr2.JPG
http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2012/September2012/AU_Sep12_Exudative.jpg
Ayam mengalami perosis
Exudative diathesis, salah satu perubahan organ
(Sumber : www.thepoultrysite.com)

Defisiensi mineral pada ternak dapat menimbulkan gejala klinis yang spesifik untuk setiap mineral, namun kadang-kadang gejala tersebut hamper mirip, sehingga untuk menentukan diagnosis penyakit defisiensi mineral perlu dilakukan analisis kandungan mineral dalam darah ternak dengan mengambil serum ternak yang hidup. Akibat dari defisiensi kalsium (Ca) pada unggas adalah terjadinya kelainan tulang, pembesaran persendian, kelumpuhan dan pelunakan tulang tua. Defisiensi pospor (P) pada unggas  akan menimbulkan rachitis dan osteomalacia, pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah, tulang atau kayu,  kelemahan otot dan persendian. Defisiensi mangan (Mn) menyebabkan tetany yaitu kejang-kejang dan sempoyongan. Selain itu, perosis (kaki bengkok) pada anak ayam, penurunan produksi dan kualitas kerabang telur.  Defisiensi kalium (K) akan terjadi pertumbuhan yang terganggu, lemah, mudah terkena tetanus yang diikuti kematian. Defisiensi seng (Zn) akan mengakibatkan pertumbuhan ayam yang lambat, bulu abnormal, luka/peradangan pada kulit (dermatitis), pembengkakan sendi, menurunnya nafsu makan dan kualitas kerabang telur menurun.  Defisiensi tembaga (Cu) akan terjadi pertumbuhan bulu yang terganggu dan anemia. Defisiensi Fe akan mengalami gejala kadar hemoglobin menurun, anemia, dan gangguan pertumbuhan bulu. Defisiensi iodine (I) akan mengakibatkan daya tetas menurun, gangguan pertumbuhan kelanjar thyroid (gondok), pertumbuhan unggas menjadi lambat. Defisiensi selenium (Se) mengakibatkan imunitas dan produksi  terganggu, kerabang tipis, exudative diathesis, muscular dystrophy.

Tindakan Defisiensi Mineral    
Secara ilmiah, mineral essensial makro dan mikro selalu ada di dalam tanaman, termasuk biji-bijian yang didgunakan campuran ransum untuk pakan. Ternak yang mengkonsumsi ransum yang kurang kandungan mineralnya akan mengalami defisiensi mineral. Hal yang harus diperhatikan sebelum menghadapi kasus defisiensi mineral dengan memastikan kualitas ransum dan konsumsi ransum masuk sesuai dengan standar dari perusahaan pembibit (breeder). Bila kualitas ransum kurang baik, maka melakukan suplementasi ransum untuk meningkatkan kualitas ransum. Suplementasi seng pada ternak dapat meningkatkan pertumbuhan ternak dan aktivitas enzim fosfatase alkali serta anhidrase karbonat serum darah.  Suplementasi fitase menyebabkan peningkatan tersediaan mineral. Hal tersebut dikarenakan suplemenasi fitase dapat menghidrolisis fitat dan meningkatkan konsentrasi mineral seperti magnesium, kalsium, mangan dan seng dalam plasma tulang dan seluruh tubuh.

KESIMPULAN 
Mineral merupakan nutrisi mikro yang berbentuk senyawa anorganik yang menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas, namun perannya sangat penting dalam pertumbuhan dan kesehatan hewan. Mineral esensial dibedakan menjadi mineral esensial makro dan mikro. Keduanya sangat diperlukan untuk membangun tubuh dan pertumbuhan ternak serta berfungsi dalam aktivitas system enzim dan hormon dalam proses pertumbuhan ternak serta pembentukan darah. Ternak yang mengalami defisiensi mineral akan menyebabkan berbagai penyakit yang mampu menurunkan produktivitas ternak seperti anemia, pertumbuhan yang lambat, perosis, imunitas dan produksi terganggu serat kerabang telur yang tipis. Suplementasi mineral yang ditambahkan ke dalam ransum merupakan tindakan yang baik untuk menghindari gejala defisiensi mineral.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2007. Pentingnya Mineral Tembaga (Cu) dalam Tubuh Hewan dalam Hubungannya dengan Penyakit. Wartazoa Vol. 17 No. 12 Th.2007. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Darmono. 2011. Suplementasi Logam dan Mineral untuk Kesehatan Ternak dalam Mendukung Program Swasembada Daging. Pengembangan Inovasi Pertanian 4(3), 2011: 205-217. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Info Medion Online (http://info.medion.co.id).
Nisa, Khufyatun Amalia dan Leny Yuanita. 2014. Pengaruh Asam Sitrat dan Fitase Bacillus subtilis Holiwood Gresik pada Jagung (Zea mays L.) terhadap Daya Cerna Protein dan Bioavabilitas Zink. UNESA Journal of Chemistry Vol.3, No.1, January 2014.Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Tarmidi, Ana Rochana. Kajian Fungsi Mineral Seng (zn) Bagi Ternak. 1-15.

1 komentar:

  1. Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah...

    BalasHapus