Senin, 16 September 2013

POLA ATAU SISTEM PRODUKSI PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DAN BABI

POLA ATAU SISTEM PRODUKSI PADA PETERNAKAN
SAPI POTONG
A.   PRODUKSI INDUK ANAK (Commercial Cow-Calf Producers )
Adalah  jumlah anak yang dapat disapih.  Nantinya, pedet ini dapat digunakan dalam industri sapi potong yang lain, misalnya untuk tujuan breeding atau untuk penggemukan. Dengan demikian, program ini merupakan dasar dari program-program yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam produksi induk-anak sapi potong yaitu tingkat reproduksi (fertilitas) induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, dan mortalitas anak sebelum disapih. Fertilitas induk dapat diukur dengan mengetahui:
1.      Jumlah anak yang dilahirkan setiap tahun.
2.      Jumlah anak yang lahir hidup per 100 induk yang dikawinkan.
3.      Panjang periode kebuntingan.
4.      Jumlah anak per kelahiran.
Sapi-sapi dalam program induk-anak dapat dipelihara di pastura (padang penggembalaan) atau dikandangkan. Kedua sistem pemeliharaan itu memiliki keuntungan dan kerugiaan tersendiri. Sistem penggembalaan akan mengurangi tenaga kerja. Sementara sistem dikandangkan dapat mengurangi modal dalam berinvestasi lahan untuk tanaman hijauan pakan tenak, tetapi biaya pakan dan tenaga kerja menjadi tinggi. Selain itu, kerugian dari sistem dikandangkan yaitu jumlah peralatan bertambah. Penyakit diare kerap timbul pada pedet yang dipelihara dalam kandang.

B.   PEMBESARAN (Yearling-Stocker Operations)
Program pembesaran pedet bertujuan sebagai program finish atau ternak-ternak pengganti (replacement stock) induk maupun pejantan. Ternak-ternak stocker berasal dari ternak-temak program induk-anak. Keuntungan program stocker adalah:
1.      Fleksibel, penyesuaian1besar usaha mudah dilakukan.
2.      Risiko kematian relatif lebih kecil dibandingkan program induk-anak karena stacker merupakan sisa dari anak yang mati saat program induk-anak.
3.      Perputaran modal lebih cepat, yaitu dalam waktu 4-6 bulan.
4.      Dapat menggunakan hijauan relatif lebih banyak dan ongkos pertambahan bobot badan diharapkan serendah mungkin.
5.      Peralatan yang dibutuhkan relatif sedikit dan sederhana.
C.   PENGEMUKKAN (Feedlots)
Program penggemukan merupakan suatu program yang menonjol 1kekhususannya dalam industri daging (beef). Tujuan penggemukan adalah untuk memperbaiki kualitas karkas/daging. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas daging adalah deposit lemak dalam karkas. Semakin tinggi kadar lemak, kadar air dalam karkas pun akan semakin menuran. Program ini mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan atau kegagalan secara bersamaan. Beberapa hal yang menyebabkan kerugian adalah:
1.      Pakan yang digunakan dalam program fattening relatif mahal karena pakan yang diberikan lebih banyak berupa konsentrat daripada hijauan.
2.      Efisiensi penggunaan pakan untuk penggemukan lebih rendah dibandingkan untuk pertumbuhan.
3.      Fluktuasi harga dapat mengurangi keuntungan.




POLA ATAU SISTEM PRODUKSI PADA PETERNAKAN
BABI

A.    Produksi Anak Babi (Feeder Pig)

Sistem produksi anak babi seringkali disebut dengan istilah khisus feeder pig, menghasilkan babi sapihan yang dijual untuk dibesarkan di peternakan yang lain. Sistem ini membutuhkan bahan pakan yang relatif lebih sedikit tetapi sebaliknya membutuhkan tingkat kemampuan tatalaksana yang lebih tinggi agar penerapan usaha itu membawa hasil yang memuaskan. Upaya tatalaksana yang akan diterapkan meliputi seleksi dan pemeliharaan kelompok yaitu pada saat kawin, melahirkan, serta pemeliharaan anak-anak yang lahir. Bila tatalaksana itu dilakukan dengan baik maka akan lebih banyaklah babi yang yang dapat hidup selama pemasaran sebagai feeder pig. Seyogyanya dengan cara ini dapat dihasilkan tiap tahunnya rata-rata 2,2 litter dari tiap induk, dengan jumlah rata-rata 8,5 ekor dari tiap litter, dengan berat saat pemasaran sebesar 20 kg atau lebih.
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Harus mengupayakan tatalaksana  yang diterapakan meliputi seleksi dan pemeliharaan sebagai berikut:

1.    Memilih bibit yang baik

Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit:
a.         Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-babi yang sama umur.
b.        Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor.

2.        Pemeliharaan

Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
a.       Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
b.      Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
c.       Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
d.      Memberi makan dan minum secara teratur.
e.       Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2 - 0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu.
Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin. Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor. Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu. Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan pertama kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya disapih.

B.     Program Finishing

Program finishing meliputi pertumbuhan dan finishing bagi babi-babi feeder untuk dipotong. Disini tidak dipelihara bibitnya sehingga waktu maupun kegiatan pengolahannya tidak terlalu banyak. Pakan dalan jumlah banyak dan terjangkau harus tersedia untuk program finishing. Babi-babi feeder yang berkualitas baik seringkali didapat melalui pembelian kontrak dengan peternak babi feeder. Usaha pembesaran dan finishing dari berat badan 20kg menjadi 90 atau 100 kg membutuhkan waktu 10 sampai 13 minggu dengan pakan sebanyak 250 sampai 300 kg. Konversi pakannya adalah sekitar 3,2 kg pakan untuk tiap kg pertambahan bobot badan. Jadi 3-4 kelompok babi dapat diselesaikan pembesarannya dalam setahun asalkan pakan dan babi mudanya (tersedia). Karena laju pertumbuhan babi menurun setelah tercapai berat badan 100kg, untuk menghasilkan bobot badan sesudah itu, efisiensinya sangat menurun. Oleh karena itu babi hanya dipasarkan sebelum mencapai bobot badan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar