POLA ATAU
SISTEM PRODUKSI PADA PETERNAKAN
SAPI POTONG
A. PRODUKSI
INDUK ANAK (Commercial Cow-Calf Producers )
Adalah jumlah
anak yang dapat disapih. Nantinya, pedet
ini dapat digunakan dalam industri sapi potong yang lain, misalnya untuk tujuan
breeding atau untuk penggemukan. Dengan demikian, program ini merupakan dasar
dari program-program yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam produksi
induk-anak sapi potong yaitu tingkat reproduksi (fertilitas) induk, bobot lahir
anak, bobot sapih anak, dan mortalitas anak sebelum disapih. Fertilitas induk
dapat diukur dengan mengetahui:
1.
Jumlah anak yang
dilahirkan setiap tahun.
2.
Jumlah anak yang
lahir hidup per 100 induk yang dikawinkan.
3.
Panjang periode
kebuntingan.
4.
Jumlah anak per
kelahiran.
Sapi-sapi dalam program induk-anak dapat dipelihara di
pastura (padang penggembalaan) atau dikandangkan. Kedua sistem pemeliharaan itu
memiliki keuntungan dan kerugiaan tersendiri. Sistem penggembalaan akan
mengurangi tenaga kerja. Sementara sistem dikandangkan dapat mengurangi modal
dalam berinvestasi lahan untuk tanaman hijauan pakan tenak, tetapi biaya pakan
dan tenaga kerja menjadi tinggi. Selain itu, kerugian dari sistem dikandangkan
yaitu jumlah peralatan bertambah. Penyakit diare kerap timbul pada pedet yang
dipelihara dalam kandang.
B. PEMBESARAN (Yearling-Stocker Operations)
Program pembesaran pedet bertujuan sebagai program
finish atau ternak-ternak pengganti (replacement stock) induk maupun pejantan.
Ternak-ternak stocker berasal dari ternak-temak program induk-anak. Keuntungan
program stocker adalah:
1.
Fleksibel,
penyesuaian1besar usaha mudah dilakukan.
2.
Risiko kematian
relatif lebih kecil dibandingkan program induk-anak karena stacker merupakan
sisa dari anak yang mati saat program induk-anak.
3.
Perputaran modal
lebih cepat, yaitu dalam waktu 4-6 bulan.
4.
Dapat menggunakan
hijauan relatif lebih banyak dan ongkos pertambahan bobot badan diharapkan
serendah mungkin.
5. Peralatan yang dibutuhkan relatif sedikit dan
sederhana.
C. PENGEMUKKAN (Feedlots)
Program penggemukan merupakan suatu program yang
menonjol 1kekhususannya dalam industri daging (beef). Tujuan penggemukan adalah
untuk memperbaiki kualitas karkas/daging. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas daging adalah deposit lemak dalam karkas. Semakin tinggi kadar lemak,
kadar air dalam karkas pun akan semakin menuran. Program ini mempunyai peluang
untuk mendapatkan keuntungan atau kegagalan secara bersamaan. Beberapa hal yang
menyebabkan kerugian adalah:
1.
Pakan yang digunakan
dalam program fattening relatif mahal karena pakan yang diberikan lebih banyak
berupa konsentrat daripada hijauan.
2.
Efisiensi penggunaan
pakan untuk penggemukan lebih rendah dibandingkan untuk pertumbuhan.
3.
Fluktuasi harga
dapat mengurangi keuntungan.
POLA ATAU
SISTEM PRODUKSI PADA PETERNAKAN
BABI
A. Produksi
Anak Babi (Feeder Pig)
Sistem produksi anak babi seringkali disebut dengan
istilah khisus feeder pig, menghasilkan babi sapihan yang dijual untuk
dibesarkan di peternakan yang lain. Sistem ini membutuhkan bahan pakan yang
relatif lebih sedikit tetapi sebaliknya membutuhkan tingkat kemampuan
tatalaksana yang lebih tinggi agar penerapan usaha itu membawa hasil yang
memuaskan. Upaya tatalaksana yang akan diterapkan meliputi seleksi dan
pemeliharaan kelompok yaitu pada saat kawin, melahirkan, serta pemeliharaan
anak-anak yang lahir. Bila tatalaksana itu dilakukan dengan baik maka akan
lebih banyaklah babi yang yang dapat hidup selama pemasaran sebagai feeder pig.
Seyogyanya dengan cara ini dapat dihasilkan tiap tahunnya rata-rata 2,2 litter
dari tiap induk, dengan jumlah rata-rata 8,5 ekor dari tiap litter, dengan
berat saat pemasaran sebesar 20 kg atau lebih.
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Harus
mengupayakan tatalaksana yang
diterapakan meliputi seleksi dan pemeliharaan sebagai berikut:
1. Memilih
bibit yang baik
Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal
keberhasilan suatu usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada
waktu memilih bibit:
a.
Babi yang sehat,
bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah
kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh
yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang
dibandingkan dari babi-babi yang sama umur.
b.
Anak babi yang
akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak
banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan
sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang
sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5
ekor.
2.
Pemeliharaan
Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari
menghadapi suatu masa kritis sebab anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya
menghadapi lingkungan yang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana
dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan
beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
a.
Pembuatan
kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
b.
Menjaga
kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
c.
Segera setelah
anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
d.
Memberi makan
dan minum secara teratur.
e.
Bila induk babi
mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau
diberi susu pengganti sebanyak 0,2 - 0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5
minggu.
Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur
10 bulan dapat mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan
lebih dari 3 kali kawin. Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor :
8-10 ekor. Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya
segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu. Babi yang digunakan sebagai calon
induk dikawinkan pertama kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru
melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya
disapih.
B. Program
Finishing
Program finishing meliputi pertumbuhan dan finishing
bagi babi-babi feeder untuk dipotong. Disini tidak dipelihara bibitnya sehingga
waktu maupun kegiatan pengolahannya tidak terlalu banyak. Pakan dalan jumlah
banyak dan terjangkau harus tersedia untuk program finishing. Babi-babi feeder
yang berkualitas baik seringkali didapat melalui pembelian kontrak dengan
peternak babi feeder. Usaha pembesaran dan finishing dari berat badan 20kg
menjadi 90 atau 100 kg membutuhkan waktu 10 sampai 13 minggu dengan pakan
sebanyak 250 sampai 300 kg. Konversi pakannya adalah sekitar 3,2 kg pakan untuk
tiap kg pertambahan bobot badan. Jadi 3-4 kelompok babi dapat diselesaikan
pembesarannya dalam setahun asalkan pakan dan babi mudanya (tersedia). Karena
laju pertumbuhan babi menurun setelah tercapai berat badan 100kg, untuk
menghasilkan bobot badan sesudah itu, efisiensinya sangat menurun. Oleh karena
itu babi hanya dipasarkan sebelum mencapai bobot badan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar