TUGAS ESAY
PENGANTAR ILMU INDUSTRI
PETERNAKAN
PRODUKSI TERNAK POTONG
Disusun oleh :
Nama :
HARUM ISHMA SAVITRI
NIM :
23010112130093
Kelas :
B
|
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kebutuhan
akan konsumsi daging sapi setiap tahun selalu meningkat. Sementara itu
pemenuhan akan kebutuhan selalu negatif, artinya jumlah permintaan lebih besar
dari pada peningkatan daging sapi sebagai konsumsi. Namun, saat ini ternak sapi di Indonesia belum
bisa memberikan produksi seperti di lua negeri. Hal ini bisa di maklumi, karena
sifat pemeliharaannya yang masih tradisional, belum ada suatu penelitian yang
bisa memberikan petujuk mengemai jenis sapi yang tepat digemukkan di daerah tropis.
Itulah sebabnya para peternak dituntut ketrampilannya untuk menyediakan sapi
potong dan kerja.yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Penulisan ini membahas
tentang rumusan masalah:
1. Bagaimana
perkembangan ternak sapi potong di Indonesia?
2. Bagaimana
keadaan produksi ternak di Indonesia?
3. Bagaimana
cara penggemukan secara modern agar membantu peternakan di Indonesia
C. Tujuan dan Manfaat
Penulisan ini memiliki
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Industri Peternakan.
Menjelaskan mengenai peran penting ternak sebagai sumber pangan hewani bagi
manusia. Dan untuk membantu ketrampilan para peternak untuk menyediakan sapi
potong dan kerja yang berkualitas.
II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ternak Sapi Potong Dan Kerja
Perkembangan
ternak sapi potong dan kerja di Indonesia belum begitu memadai dan belum begitu
maju seperti di negara-negara maju. Hal ini tentu saja banyak faktor
penyebabnya, antara lain:
a.
Para
petani ternak belum memberikan perhatian sepenuhnya, terutama pada segi
pemeliharaan, pemberian makan dan bibit yang dipergunakan.
b.
Konsumen kurang.
Di Indonesia
masih berlaku konsumen musiman. Sebab, mereka yang menginginkan akan membeli
daging sapi dalam jumlah yang besar hanya terbatas pada hari-hari besar saja,
atau bulan-bulan untuk keperluan saja.
c.
Konsumen belum bisa menghargai mutu
daging.
Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka baik mengenai manajemen ataupun
perusahaan produksi daging. Semua daging di nilai memiliki mutu yang sama.
B. Produksi Ternak Sapi Di
Indonesia
Sampai saat ini ternak sapi di Indonesia belum bisa memberikan
produksi ternak diluar negeri. Hal ini
bisa di maklumi, karena:
- Sifat
pemeliharaannya yang masih tradisional.
- Pada
umumnya para petani ternak memberikan pakan dan jumlah terbatas dan mutu
yang kurang.
- Tidak adae seleksi terarah
- Ternak
yang mereka pelihara berkembangbiak dengan cara alami, tanpa ada
pengawasan dan tanpa suatu catatan data-data umur,proses kawin dan lain sebagainya.
- Belum
ada suatu penelitian yang bisa memmberikan petunjuk jenis sapi mana yang
bisa di gemukkan di daerah tropis.
C.
Penggemukan
Modern
Pada umumnya para konsumen menghendaki daging sapi
yang empuk, lezat dan warnanya menarik, yakni merah terang. Daging semacam itu
adalah hasil penggemukan yang dilakukan dengan cara tertentu. Oleh karena itu
semua usaha penggemukan sapi bermaksud untuk meningkatkan jumlah produksi
daging dalam waktu singkat, dan dengan mutu yang lebih baik. Semua jenis sapi
dapat digemukkan, tetapi untuk memperoleh yang tinggi haruslah dipilih jenis
sapi yang pertumbuhannya lebih cepat dan efisien dalam penggunaan makaanan.
Dalam usaha penggemukan sapi secara modern, semua
segi yang berkaitan dengan usaha tersebut benar-benar dilakukan menurut
petunjuk atau pedoman ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Misalnya, pemilihan bibitnya, pemberian makanannya, dan sebagainya. Ada 3 cara
yang bisa dilakukan dalam usaha penggemukan sapi secara modern, yaitu:
1.
Pasture Fattening
Pasturu Fattenig adalah sistem pennggemukan sapi-sapi di padang
penggembalaan yang luas dengan syarat rumput yang ada dipadaang penggembalaan
harus memiliki kualitas yang baik, yakni rumput yang bercampur dengan jenis
leguminase, kemudian sapi yang digemukkan dengan sistem ini harus sudah berumur
2,5 tahun, sebab alat pencernaannya sudah sempurna.
2. Dry Lot
Fattening
Yakni sistem penggemukan yang mengutamakan pemberian
makanan penguat pada sapi yang diigemukkan. Makanan penguat yang diberikan
dalam bentuk ransum halus yang biasanya berasal dari biji-bijian yang telah
digiling halus, misalnya jagung,gandum, bulgur, kedelai dan kacang-kacangan.
Syarat sapi yang digemukkan dengan cara ini yaitu sapi yang berumua 1 tahun dan
lama penggemukannya 4-6 bulan.
3. Kombinasi antara pasture
fattening dan Dryb Lot Fattening
Dalam sistem penggemukan ini, sapi-sapi diberikan
makanan penguat dan pada waktu-waktu tertentu digembalakam di padang penggembalaan. Misalnya pada waktu
kemarau panjang dimana sukar diperoleh makanan hijauan, sapi-sapi diberi
makanan penguat yang berasal dari biji-bijian. Tetapi pada musim penghujan
dimana mudah diperoleh makanan hijauan, sapi-sapi dilepas/digembalakan di
padang penggembalaan.
III. KESIMPULAN
Peranan daging sapi pada
masyarakat umum saangat penting, kebutuhan daging sapi semakin hari semakin
bertambah, begitu pula sapi kerja, peraanannya sangat dibutuhkan oleh petani.
Maka dari itu perlu ada suatu cara untuk menangani masalah tersebut. Yaitu
dengan cara perkembangbiakan sapi dengan baik., produksi sapi potong harus
ditinggi. Untuk mengejar produksi ternak yang baik, para peternak harus
meninggalkan cara-cara lama dan beralih ke cara-cara pemeliharaan moden. Selain
itu makanan merupakan faktor penentu utama disamping faktor genetis dan
menejemen.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Basya, sori.
2008. Penggemukan Sapi (revisi). Penebar
swadaya. Depok.
Rusfidra. 2007a. Paradigma Baru Pembangunan Peternakan; Membangunan
Peternakan Bertumpu pada Ternak Lokal. Bogor: Cendekia Publishing House.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar