Tugas
Individu Mata Kuliah Pengendalian Mutu Pakan
PENCEMARAN
TEPUNG IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN
Harum
Ishma Savitri
23010112130093
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2014
PENCEMARAN
TEPUNG IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN
Kasus Pencemaran Tepung Ikan
Harga tepung ikan yang
tinggi menjadi alasan para produsen untuk melakukan manipulasi atau pemalsuan
tepung ikan. Beberapa tepung ikan impor dan domestic dicampur dengan urea dan
tepung bulu untuk meningkatkan kandungan
protein saat dianalisis. Hal tersebut untuk menyamarkan tepung ikan bermutu
tinggi. Padahal, urea sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh ternak dengan
jumlah yang lebih. Tepung bulu juga merupakan protein yang sulit dicerna. Banyak
kasus dari peternakan unggas yang mengalami penurunan produksi akibat
pencemaran tepung ikan. Kushartono (2000) melaporkan bahwa adanya kasus
pemalsuan tepung ikan yang digunakan pada percobaannya, ditemukan kandungan
protein tepung ikan yang dipakai hanya 11 % setara dengan dedak. Otoritas
kompeten telah melakukan investasi terhadap terjadinya kasus kontaminasi non
protein pada produk tepung ikan dan ditemukan bahwa penyebab terjadinya kasus
tersebut adalah penggunaan bahan baku ikan yang berasal dari pemasok yang
dicampur dengan limbah dari restaurant (tulang ayam atau sapi) ataupun bulu
ayam/burung. Oleh karena itu, pada tahun 2011 Kementrian Kelautan dan Perikanan
Badan Karantina IKan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan membuat
surat edaran tentang sertifikasi produk tepung ikan dan pupuk yang mengandung
tepung ikan untuk tujuan ekspor (BKIPM, 2011)
Identifikasi Kualitas
Tepung Ikan yang Mengalami Pencemaran dan Pemalsua.
Ada beberapa uji untuk kontrol
kualitas tepung ikan :
Uji kandungan dedak,
sekam dalam tepung ikan. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil 10 gr
sampel tepung ikan ke dalam gelas 100 ml air dan diaduk rata, selanjutnya
didiamkan selama 10-15 menit. Dedak, tepung kulit kcang tanah, tepung sekam,
dan bekatul akan mengambang di atas air.
Uji kandungan urea
dalam bahan pakan bertujuan untuk mengetahui kandungan urea pada bahan pakan
(tepung ikan). Metode ini dilakukan dengan cara urea test paper yaitu dengan
meneteskan larutan urea pada urea test paper, kemudia sedikit sampel bahan
pakan diletakkan di atas urea test paper dan ditetesi dengan aquades. Apabila
bahan mengandung urea, maka akan ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi
warna biru pada urea test paper. Intensitas warna menunjukkan kuantitas
kandungan urea.
Uji berat jenis (bulk density) bertujuan untuk mengetahui
kualitas bahan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan (pencemaran) bahan pakan.
Ukuran partikel tepung ikan murni adalah 1,5 mm dengan bulk density sekitar 550
– 600 gram/liter. Jika densitasnya terlalu besar atau kecil, maka tepung ikan
mengalami pencemaran. (Agus, 2007).
Uji kualitas secara
fisik yaitu dengan uji organoleptik yang dilakukan menggunakan panca indera 4 M
yaitu melihat, meraba, mencium dan merasakan. Dari penglihatan, biasanya tepung
ikan yang berkualitas tinggi berwarna coklat kemerahan, kuning kecoklatan atau
coklat dan kehalusan seragam atau merata. Tepung ikan yang kualitasnya rendah
berwarna kuning terang, pucat dan coklat tua. Dari perabaan, tepung ikan yang
berkualitas tinggi akan terasa grit atau halus. Sedangkan tepung ikan yang
mengalami pemalsuan berserat dan kasar. Jika dicium, maka aroma tepung ikan
yang baik adalah anyir dan bau khas ikan. Tepung ikan yang palsu beraroma
ammonia.
Analisis proksimat merupakan analisis untuk mengetahui kandungan
nutrisi bahan pakan atau pakan, jika terjadi ketidak sesuaian nutrisi dengan
standart bahan pakan, maka dimungkinkan bahan pakan tersebut mengalami
pemalsuan atau pencemaran. Tepung ikan memiliki kandungan BK 86%, abu 20,7%, LK
6,8%, SK 2,2%, BETN 3,7%, dan PK 52,6% (Hartadi et al., 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Agus,
A. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Hartadi
H., S. Reksohadiprojo, AD. Tilman. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.
Gajad Mada University Press. Yogjakarta.
Kushartono,
B. 2000. Penentuan Kualitas Bahan Baku Pakan dengan Cara Organoleptik. Temu
Teknis Fungsional non Peneliti. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Surat
Edaran No. 24/BKIPM/VIII/2011. Sertifikasi Produk Tepung Ikan dan Pupuk yang
Mengandung Tepung Ikan untuk Tujuan Ekspor.
bagus sekali tulisannya kak, tapi kurang banyak hehe
BalasHapuskami dari CV Arya Putra Mandiri, berdiri sejak tahun 1997 sudah 20tahun lebih eksis mensuplai kebutuhan packing industri baik karung, pallet, terpal dan lain sebagainya dan sudah bekerja sama lebih dari 20 pabrik yang ada di Nusantara, perusahaan kami sudah memiliki badan hukum yang valid, dan tetap
BalasHapuskami bisa mengirim ke seluruh Nusantara, baik Kalimantan, Makasar, Papua, Nusa tenggara, Sumatra dan pulau Jawa, biasanya jumbo bag untuk wadah isi pengemasan bahan baku atau bahan produk jadi, seperti biji plastik, pasir, pasir besi, arang, sawit, biji-bijian, tepung, semen, pasir silika, garam, dan lain sebagainya yang tentunya kualitas kami tidak akan terkontaminasi dengan produk anda
stok kami selalu ready berapapun, jangan khawatir bila ingin yang baru kita bis buatkan sesuai request costumer
Salam hormat
Fikri Efridho, wa/Tlp 082118294180