Senin, 24 Agustus 2015

PROSES PRODUKSI RANSUM PELLET AYAM PETELUR

TUGAS MATA KULIAH INDUSTRI PAKAN

“PROSES PRODUKSI RANSUM PELLET AYAM PETELUR”













Disusun oleh :
Kelompok 3 Ganjil
Kelas F 2015

Harum Ishma Savitri            23010112130093
Zela Multie Rizky                  23010112140299
M. Ayub Dibrata                   23010112190327
Rois Nurdiansyah                 23010112140339
Fanni Yuni Az-zahra            23010112140347








FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
I.          PENDAHULUAN
            Konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, semakin hari semakin meningkat. Konsumen mulai memperhatikan kualitas protein hewani yang dikonsumsinya. Kualitas protein hewani sangat ditentukan oleh nutrient pakan yang diberikan ke ternak. Fungsi pakan menjadi sangat penting dalam memelihara kesehatan, daya tahan tubuh, dan pertumbuhan bagi ternak.
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak (Kamal, 1994; Mc Donald et al., 2002). Pakan merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak, sering dihitung 50% sampai 75% dari biaya total (Kellems dan Church, 2010). Pakan sebagai central point dalam usaha peternakan dalam memaksimalkan potensi genetik dari seekor ternak, menjadikan pakan sebagai faktor yang selalu dikelola secara efektif dan efisien dalam menekan biaya total produksi untuk memperoleh profit sebesar-besarnya.
Perusahaan pabrik pakan ternak di Indonesia memiliki peran dalam industri peternakan. Peluang bisnis yang terbuka di Indonesia menjadikan perusahaan pabrik pakan ternak memiliki peluang yang cukup baik dalam pengembangannya. Ketersediaan pakan menjadi persoalan besar bagi perusahaan pabrik pakan ternak, selain kuantitas permintaan pasar dalam jumlah besar yang harus dipenuhi oleh pabrik, masalah kualitas tidak dapat diabaikan.

  II.     PEMBAHASAN

Proses produksi pada pembuatan ransum pellet ayam petelur dapat dilihat pada gambar diagram alir berikut:









Gambar 1. Diagram Alur Proses Produksi Ransum Pelet Ayam Petelur


A.  Pengadaan Bahan Pakan
Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh bagian managemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen penerimaan.
Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian. Beberapa prosedur penerimaan bahan baku diantaranya:
a. Pemeriksaan identitas bahan baku. Pemeriksaan dokumen untuk menjamin kesesuaian kontrak pembelian. Pembongkaran bahan baku tidak dapat dilakukan jika tidak dilengkapi dengan label yang sesuai.
b. Memastikan berat bahan baku. Pemeriksaan pada bahan baku kemasan ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keseragaman berat bahan baku, jumlah kemasan bahan baku dan tidak ada kebocoran atau kontaminasi. Pemeriksaan bahan baku curah dengan menimbang kendaraan pengangkut .
c. Pengambilan sampel dan pengujian kualitas bahan baku. Pemeriksaan dilakukan terhadap kendaraan pengangkut untuk kemungkinan adanya kontaminasi baik secara biologis, kimia maupun fisik. Pengambilan sampel bahan baku sesuai prosedur yang tersedia. Pemeriksaan awal meliputi warna, tekstrur, aroma, kadar air dan benda asing, beberapa bahan baku memerlukan pengujian kandungan mikotoksin (Fairfied 2003). Penyerahan sampel untuk pengujian kimia zat makanan. Memastikan pengangkutan bahan baku berisiko tinggi secara benar. Beberapa bahan baku mempunyai potensi penyebab masalah jika pengangkutan tidak dilakukan melalui jalur yang benar.
d. Menyimpan sampel. Penyimpanan sampel bahan baku harus dapat menjamin keaslian bahan baku itu. Penyimpanan diperlukan jika timbul pertanyaan terhadap kualitas produk akhir. Daya tahan sampel bervariasi tergantung pada tipe bahan baku dihasilkan dan daya tahan ransum.
e. Penolakan bahan baku. Jika hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang tidak sesuai, menolak bahan baku. Mencatat semua alasan penolakan bahan baku

B.  Uji Kualitas Bahan Pakan

Pengujian kualitas pada bahan pakan bertujuan untuk mendapatkan bahan pakan yang berkualitas. Pengujian terdiri dari 3 macam yaitu uji mikrobiologis, uji fisik dan uji kimiawi.
Pengujian fisis meliputi kehalusan bahan baku, kekerasan, daya tahan di dalam air, dan daya mengapungnya. Uji fisik dapat dikakukan dengan uji organoleptik yang meliputi bau, rasa, warna dan tekstur.
Pengujian kimiawi dimaksudkan untuk mengetahui kandungan zat gizi dari pakan yang bersangkutan. Kandungan gizi yang perlu diuji meliputi kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat, dan kadar air. Pengujian ini hanya dapat dilakukan di laboratorium yaitu dengan analisis proksimat dan van soest.
Pengujian biologis dimaksudkan untuk mngetahui sampai seberapa jauh pengaruh pakan tersebut terhadap pertumbuhan ternak. Pakan yang kandungan nutrisinya cukup tinggi belum tentu berpengaruh baik terhadap pertumbuhan. Apabila bahan bakunya merupakan bahan yang sukar dicerna maka zat nutrisi yang terkandung di dalam pakan yang bersangkutan tidak akan banyak yang tearsorbsi.

C.  Formulasi Ransum
Formulasi yang akan diterapkan harus sesuai dengan SNI kebutuhan pakan ayam petelur, seperti tabel berikut:
Tabel 1. SNI 2006 Kebutuhan Pakan Ayam Petelur
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1
Kadar air
%
Maks 14,0
2
Protein kasar
%
Min 16,0
3
Lemak kasar
%
Maks  7,0
4
Serat kasar
%
Maks 7,0
5
Abu
%
Maks 14,0
6
Kalsium
%
3,25 – 1,00
7
Fosfor
%
0,6 – 1,00
8
Fosfor tersedia
%
Min 0,32
9
Energi termetabolis (ME)
Kakal
Min 2650
10
Total aflatoksin
Mikro gram/kg
Maks 50
11
Asam amino:
-Lisin
-Metionin
-Metionin +sistin

%
%
%

Min 0,8
Min 0,35
Min 0,6

Dengan mengetahui standar kebutuhan pakan ayam petelur, selanjutnya kita bisa melakukan formulasi ransum dengan patikan SNI. Bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan ransum harus dipilih dengan pertimbangan keberadaan, kontonyuitas dan harga dari bahan pakan.  Tabel 2 merupakan contoh formulasi ransum ayam petelur yang bisa digunakan sebagai patokan ransum.



Tabel 2. Formulasi Ransum Ayam Petelur
Bahan Pakan
Nutrien dalam Bahan Pakan
Komposisi
(%)
Nutrien dalam Ransum
PK (%)
EM (kkal/kg)
PK (%)
EM (kkal/kg)
Bekatul
12
1630
20
2,4
326
Jagung Kuning
9,1
3350
63
5,733
2110.5
Tepung Ikan
58
2970
7
4,06
207,9
Bungkil Kedelai
44
2230
9
3,96
200,7
Premix
0
0
1
0
0
Total


100
16
2850

D.  Pengilingan Bahan Pakan (Grinding)
Bahan baku yang dibeli oleh pabrik berasal dari berbagai sumber dan dalam bentuk tepung dan butiran. Bahan baku butiran perlu digiling untuk mengurangi ukuran agar diperoleh ransum yang homogen saat pencampuran (mixing). Sbelum melakukan penggilingan bahan pakan harus dilakukan pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang akan digunakan. Dua alasan utama dilakukannya penurunan ukuran bahan, yaitu meningkatkan homogenitas dan meningkatkan luas permukaan yang tersedia bagi enzim dalam proses pencernaan.
Proses penurunan ukuran partikel akan meningkatkan nilai manfaat bahan baku selama proses pencampuran (Koch, 2002) dan proses pelleting (Baker dan Herrman, 2002). Namun penurunan ukuran partikel mempunyai batas-batas tertentu, jika terjadi penggilingan yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kasus gastric ulcer pada ternak. Goodband et al. (2002) merekomendasikan rata-rata ukuran partikel adalah 700 mikron dengan range 600 sampai 800 mikron pada ransum. Peralatan yang digunakan adalah mesin penggiling atau penghalus yang bisa digerakkan motor listrik atau motor bakar yang bahan bakarnya bisa berupa bensin atau solar. Alat ini dikenal dengan nama disk mill dan hammer mill.
E.  Pencampuran Bahan Pakan
Pencampuran bertujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai nutrisi yang homogen. Proses pencampuran yang baik akan menghasilkan produk yang seragam pada waktu yang pendek dengan biaya, energi dan tenaga kerja yang minimum. Beberapa faktor yang menentukan hasil pencampuran seperti ukuran dan bentuk partikel, kerapatan jenis, urutan penambahan bahan baku, jumlah bahan yang dicampur, desain mixer, waktu pencampuran, kebersihan dan pemeliharaan mixer. Produk akhir yang diharapkan dapat tercapai melalui pengawasan, pemeliharaan dan pengoperasian peralatan yang digunakan


F.   Proses pembentukan Pellet (Pelletizing)
Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam pembuatan pakan berbentuk pellet, yaitu secara manual dan dengan menggunakan mesin (feedmill).

1. Proses pembuatan pellet secara manual
Pembuatan pakan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana. Alat yang dipergunakan adalah sekop (paddle) atau drum yang dirancang dengan mengunakan prinsip kerja mixer (Pujaningsih, 2011).
Pembuatan pellet terdiri dari pengaliran uap (conditioning), proses pencetakan (extruding), pendinginan (cooling) dan pengeringan. Proses conditioning adalah proses pemanasan dengan uap air pada bahan yang ditujukan untuk gelatinisasi agar terjadi perekatan antar partikel bahan penyusun sehingga penampakan pellet menjadi kompak, durasinya mantap, tekstur dan kekerasannya bagus. Proses conditioning ditujukan untuk gelatinisasi dan melunakkan bahan agar mempermudah pencetakan. Disamping itu juga bertujuan untuk membuat pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit; menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat; pakan menjadi lebih lunak sehingga ternak mudah mencernanya; menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu makan ternak. Proses conditioning dilakukan dengan bantuan steam boiler yang uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Apabila penguapan dilakukan dengan mixer jenis beton molen, proses penguapan dilakukan sambil mengaduk campuran pakan tersebut. Penguapan tidak boleh dilakukan di atas suhu yang diizinkan, yaitu sekitar 80°C. Pengukusan dengan suhu terlalu tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino. Dalam proses pembuatan pakan ayam ras pedaging, penguapan tidak mutlak diperlukan. Selama proses kondisioning terjadi penurunan kandungan bahan kering sampai 20% akibat peningkatan kadar air bahan dan menguapnya sebagian bahan organik. Proses kondisioning akan optimal bila kadar air bahan berkisar 15 – 18%.
Sistem kerja mesin pencetak sederhana adalah dengan mendorong bahan campuran pakan di dalam sebuah tabung besi atau baja dengan menggunakan ulir (screw) menuju cetakan (die) berupa pelat berbentuk lingkaran dengan lubang – lubang berdiameter 2 – 3 mm, sehingga pakan akan keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk pellet. Kelemahan sistem ini adalah diperlukannya tambahan air sebanyak 10 – 20% ke dalam campuran pakan, sehingga diperlukan pengeringan setelah proses pencetakan tersebut. Penambahan air dimaksudkan untuk membuat campuran atau adonan pakan menjadi lunak, sehingga bisa keluar melalui cetakan. Jika dipaksakan tanpa menambahkan air ke dalam campuran, mesin akan macet. Di samping itu, pellet yang keluar dari mesin pencetak biasanya kurang padat.




2. Proses pembuatan pellet menggunakan mesin
Cara yang kedua dengan menggunakan mesin. Mesin pembuat pakan ini terdiri atas mesin-mesin penggiling (hammer mill), mesin penimbang (weigher), mesin pemusing (cyclone), mesin pengangkat/pemindah bahan (auger, elevator), mesin penghembus (blower), mesin pencampur (mixer), dan mesin pembuat pellet. Untuk pembuatan pellet menggunakan alat blower, boiler, mash bin, cooler, die, screw conveyor, mixer, vibrator dan transporter.
Sistem kerja mesin yang biasa digunakan di industri pakan adalah dengan cara menekan atau menggiling bahan baku pakan dengan menggunakan roda baja (roller) pada cetakan (die). Pellet yang keluar dari cetakan tersebut kepadatannya sangat baik. Selama proses conditioning  terjadi peningkatan suhu dan kadar air dalam bahan sehingga perlu dilakukan pendinginan dan pengeringan. Proses pendinginan (cooling) merupakan proses penurunan temperatur pellet dengan menggunakan aliran udara sehingga pellet menjadi lebih kering dan keras. Proses ini meliputi pendinginan butiran-butiran pellet yang sudah terbentuk, agar kuat dan tidak mudah pecah. Pengeringan dan pendinginan dilakukan pada tahap ini untuk menghindarkan pellet itu dari serangan jamur selama penyimpanan.

http://www.akgbioguide.com/wp-content/uploads/2011/12/20-Pellet-Mill-Steam.gif
Gambar 2. Proses Pelletizing
Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam pakan menjadi kurang dari 14%, sesuai dengan syarat mutu pakan ternak pada umumnya. Proses pengeringan perlu dilakukan apabila pencetakan dilakukan dengan mesin sederhana. Jika pencetakan dilakukan dengan mesin pellet sistem kering, cukup dikering anginkan saja hingga uap panasnya hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk tepung. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik sinar matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan sampai tercemar debu atau kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang dikhawatirkan akan membawa penyakit. Jika alat yang digunakan mesin pengering, tentu akan memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang cukup tinggi.

G. Uji Kualitas Produk
Pada pengujian kualitas kontrol produk terdiri dari pengawasan produk akhir dan Statistical Process Control (SPC).
1. Pengawasan Produk Akhir
Pengawasan produk akhir ditujukan untuk menjamin bahwa ransum sesuai dengan yang diformulasikan. Pengujian meliputi sifat fisik seperti warna, aroma, durabilitas yang dilakukan dengan uji organoleptik. Segi kimia yang meliputi kandungan zat makanan yang ditargetkan dapat dianalisis menggunakan analisis prosimat.
2.  Statistical Process Control (SPC)
Penerapan Statistical Process Control (SPC ) dalam pembuatan ransum mampu meningkatkan kualitas produksi dan keuntungan perusahaan. Penerapan SPC membutuhkan strategi usaha yang meliputi perencanaan, analisis dan pengawasan mutu. Keuntungan ekonomis SPC meliputi peningkatan keseragaman produk, mengurangi pengulangan kerja dan bahan terbuang, meningkatkan efisiensi produksi dan operasi, meningkatkan kepuasan konsumen, mengurangi biaya pemeriksaan produk akhir, mengurangi penarikan produk dari pasaran. SPC dapat diterapkan beberapa titik kontr ol (Herrman, 2002) seperti: Penerimaan Bahan Baku : Kadar air, protein, suhu dan kerapatan jenis Penggilingan : Ukuran partikel, kecepatan penggilingan, penggunaan energi Batching : batch per jam Conditioning : kadar air, suhu Pelleting : durabilitas pellet, kapasitas per jam, penggunaan energi, suhu pellet setelah cetak, kadar air pellet. Pengepakan : berat karung Produk akhir : kadar air dan protein
            Kualitas pellet merupakan aspek yang penting baik bagi produsen pakan maupun peternak. Kualitas pellet ditentukan dengan durabilitas, kekerasan (hardness) dan ukuran. Kualitas pellet yang baik membutuhkan konsekuensi bagi produsen pakan, yaitu berupa tingginya biaya produksi, tingginya energi dan modal yang dibutuhkan. Bagi peternak unggas, kualitas pellet yang baik akan menghasilkan konversi pakan yang rendah, pertambahan bobot badan yang tinggi, dan meminimalkan pakan yang terbuang (Stark, 2006). Menurut Behnke (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pellet adalah formulasi (pengaruhnya sebesar 40%), conditioning (20%), ukuran partikel (20%), spesifikasi die (cetakan) dari mesin pellet (15%), dan pendinginan (5%). Pemberian pakan berbentuk pellet saja tidak cukup untuk memperbaiki performans. Performans yang baik dapt dihasilkan dari pellet yang berkualitas baik pula, dalam hal ini adalah kualitas bahan yang digunakan dan bentuk fisik pelletnya. Hail penelitian menunjukkan bahwa FCR meningkat sebesar 2,4% saat ayam broiler diberi ransum kombinasi dari 75% pellet dan 25% tepung apabila dibandingkan dengan ayam yang diberi 25% pellet dan 75% tepung (Schleider, 1991 dalam  Briggs et al, 1999).

H.  Pengemasan Packaging
Fungsi pengemasan (packaging) adalah melindungi pakan jadi dari cahaya dan embun serta zat pancemar lingkungan lain. Tujuan pengemasan yaitu: 1. Mencegah kerusakan, 2. Memudahkan dalam penanganan, 3. Menghindari kontaminasi, 4. Nilai estetika. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan yaitu: 1.Bahan pengemas harus memperhatikan sifat fisika, kimia dan biologi bahan yang akan dikemas, 2. Derivat polistiren dan polietilen lebih banyak digunakan sebagai bahan pengemas karena tidak mudah dicerna mikroorganisme, kuat dan ringan, 3. Daya tahan suhu bahan pengemas, 3. Tidak mengandung logam beracun. Cara pengemasan pada produk pakan ayam petelur berdasarkan SNI (2006) adalah pakan harus dikemas dalam ukuran 5 kg, 10 kg, 25 kg atau 100 kg.
Pakan yang diperedarkan harus melalui proses sertifikasi dengan dilengkapi label. Pemberian label pada kemasan perlu dilakukan untuk memberitahukan petani mengenai identitas pabrik dan jenis pakan. Label juga menjelaskan isi dari kantong kemasan. Jika pakan dibubuhi obat, peringatan harus jelas tercantum bersama dengan aturan pakai untuk jenis ternak yang menjadi komoditas dari pakan tersebut. SNI (2006) tentang produk ransum ayam petelur memberikan peraturan syarat penandaan atau pelabelan pada kemasan produk. Label yang harus dicantumkan adalah Nama atau Merek pakan, Nama atau alamat produsen, No izin perusahaan, No izin produksi, No pendaftaran, Jenis dan kode pakan, Persentasi kadar Air, Persentasi kadar Protein, Persentasi kadar Persentasi kadar Lemak, Serat kasar, Persentasi kadar Abu, Kalsium (Ca), Fosfor (P) total, Fosfor yang tersedia,Kode produksi dan tanggal kadaluarsa, cara penggunaan pakan, bahan baku penyusun dan warna dasar etiket kuning muda dengan kode pengenal P3.

III.     KESIMPULAN
Proses pembuatan ransum ayam petelur bentuk pellet yang baik, harus dilakukan beberapa tahapan.Urutan pembuatan ransum pellet ayam petelur adalah pengadaan bahan pakan, uji kualitas bahan pakan, formulasi ransum, penggilingan, pencampuran, pelletizing, uji kualitas kontrol produk dan pengemasan.

DAFTAR PUSTAKA
Herrman, T. 2002. Statistical Process Control: Technique for Feed Manufacturing. MF2507. Kansas State University Research and Extension, Manhattan.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan Ayam Petelur. 2006
Suparjo. 2010. Pengawasan mutu pada pabrik pakan ternak. Universitas Jambi.









7 komentar:

  1. Dalam rangka menyambut 17 agustus bersama Winning303
    Dapatkan Promo bonus dengan menggunakan OVO
    Depo yang ringan Bonus yang melimpah.
    Info Hub
    WA: +6287785425244

    BalasHapus
  2. Winning303 Agen Togel Terpercaya dan Terbaik saat ini..
    Dapatkan Angka Mustika Ratu Nyi Roro Kidul Setiap Hari...
    Diskon hingga 65%... Tak Perlu Bayar Mahal!!!

    Dapatkan ID nya Sekarang Juga...Gratis pembuatan user ID..

    Menang Berapun DIbayar...Sudah Terbukti Kualitasnya...
    Masih Berani Coba-coba yang lain??

    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: +6287785425244
    LINE: WINNING303

    BalasHapus
  3. Winning303 Agen Togel Terpercaya dan Terbaik saat ini..
    Dapatkan Angka Mustika Ratu Nyi Roro Kidul Setiap Hari...
    Diskon hingga 65%... Tak Perlu Bayar Mahal!!!

    Dapatkan ID nya Sekarang Juga...Gratis pembuatan user ID..

    Menang Berapun DIbayar...Sudah Terbukti Kualitasnya...
    Masih Berani Coba-coba yang lain??

    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: +6287785425244
    LINE: WINNING303

    BalasHapus
  4. BONUS EXTRA 200% SLOT
    Nikmati promo menarik dari Winning303 dengan permainan slot terbaiknya. Bonus deposit 200% langsung diberikan di awal permainan anda.

    Promo berlaku untuk 4 provider slot terbaik Winning303
    -SpadeGaming
    -TTG Slot
    -Pragmatic Play
    - Habanero

    Minimal deposit 50rb untuk mengikuti promo 200% slot..

    Rasakan sensasi bermain slot dengan RTP paling tinggi saat ini...
    Dapatkan juga GRAND JACKPOT dari permainan slot yang kami berikan...*

    Ayo segera dapatkan akun untuk bermain sekarang juga..
    Terima Daftar Dengan Akun OVO, DANA, LINKAJA, JENIUS, GOPAY

    WA : 0877 8542 5244
    Cs 24 Jam Online

    BalasHapus
  5. Sering Kalah Bermain Poker atau Permainan Lain?? Butuh Konsultasi Seputar Poker atau Permainan Lain Agar Menang Terus??
    Dapatkan Trik dan Tips Jitu dari Donaco Poker...
    Cukup Daftar menjadi Member saja..!!
    Pendaftaran Gratis!!
    Dapatkan Info Freechip Terbaru Dari Donaco Poker..

    Nikmati juga kemudahan dalam bertransaksi menggunakan OVO Pay Donaco Poker...

    Dapatkan Juga
    - Bonus Deposit 15% New Member Weekend.
    - Bonus Deposit 10% Next Deposit Weekend.
    - BONUS DEPOSIT HARIAN 5%
    - BONUS ROLLINGAN MINGGUAN 0.5%
    - BONUS KEJUTAN LAINNYA

    Hubungi Kami Secepatnya Di :
    WHATSAPP : +6281333555662

    BalasHapus