TUGAS
MATA KULIAH INDUSTRI PAKAN
“PROSES
PRODUKSI RANSUM PELLET AYAM PETELUR”
Disusun
oleh :
Kelompok
3 Ganjil
Kelas
F 2015
Harum
Ishma Savitri 23010112130093
Zela
Multie Rizky 23010112140299
M.
Ayub Dibrata 23010112190327
Rois
Nurdiansyah 23010112140339
Fanni
Yuni Az-zahra 23010112140347
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
Konsumsi
protein hewani masyarakat Indonesia, semakin hari semakin meningkat. Konsumen
mulai memperhatikan kualitas protein hewani yang dikonsumsinya. Kualitas
protein hewani sangat ditentukan oleh nutrient pakan yang diberikan ke ternak.
Fungsi pakan menjadi sangat penting dalam memelihara kesehatan, daya tahan
tubuh, dan pertumbuhan bagi ternak.
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, diabsorbsi dan
bermanfaat bagi ternak (Kamal, 1994; Mc Donald et al., 2002). Pakan merupakan
faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak, sering dihitung 50% sampai 75% dari
biaya total (Kellems dan Church, 2010). Pakan sebagai central point dalam usaha
peternakan dalam memaksimalkan potensi genetik dari seekor ternak, menjadikan
pakan sebagai faktor yang selalu dikelola secara efektif dan efisien dalam
menekan biaya total produksi untuk memperoleh profit sebesar-besarnya.
Perusahaan pabrik pakan ternak di
Indonesia memiliki peran dalam industri peternakan. Peluang bisnis yang terbuka
di Indonesia menjadikan perusahaan pabrik pakan ternak memiliki peluang yang
cukup baik dalam pengembangannya. Ketersediaan pakan menjadi persoalan besar
bagi perusahaan pabrik pakan ternak, selain kuantitas permintaan pasar dalam
jumlah besar yang harus dipenuhi oleh pabrik, masalah kualitas tidak dapat
diabaikan.
II.
PEMBAHASAN
Proses
produksi pada pembuatan ransum pellet ayam petelur dapat dilihat pada gambar
diagram alir berikut:
Gambar
1. Diagram Alur Proses Produksi Ransum Pelet Ayam
Petelur
A. Pengadaan Bahan Pakan
Prosedur pembelian dan penerimaan bahan
baku yang dikembangkan oleh bagian managemen perusahaan merupakan garis
pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan
kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus
mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi
pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan
baku dan dokumen penerimaan.
Prosedur penerimaan bahan baku
diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi
kualitas kontrak pembelian. Beberapa prosedur penerimaan bahan baku
diantaranya:
a.
Pemeriksaan identitas bahan baku.
Pemeriksaan dokumen untuk menjamin kesesuaian kontrak pembelian. Pembongkaran
bahan baku tidak dapat dilakukan jika tidak dilengkapi dengan label yang
sesuai.
b. Memastikan berat
bahan baku. Pemeriksaan pada bahan baku kemasan ditujukan
untuk menjamin ketepatan dan keseragaman berat bahan baku, jumlah kemasan bahan
baku dan tidak ada kebocoran atau kontaminasi. Pemeriksaan bahan baku curah
dengan menimbang kendaraan pengangkut .
c. Pengambilan sampel
dan pengujian kualitas bahan baku. Pemeriksaan dilakukan
terhadap kendaraan pengangkut untuk kemungkinan adanya kontaminasi baik secara
biologis, kimia maupun fisik. Pengambilan sampel bahan baku sesuai prosedur
yang tersedia. Pemeriksaan awal meliputi warna, tekstrur, aroma, kadar air dan
benda asing, beberapa bahan baku memerlukan pengujian kandungan mikotoksin
(Fairfied 2003). Penyerahan sampel untuk pengujian kimia zat makanan.
Memastikan pengangkutan bahan baku berisiko tinggi secara benar. Beberapa bahan
baku mempunyai potensi penyebab masalah jika pengangkutan tidak dilakukan
melalui jalur yang benar.
d. Menyimpan sampel.
Penyimpanan sampel bahan baku harus dapat menjamin keaslian bahan baku itu.
Penyimpanan diperlukan jika timbul pertanyaan terhadap kualitas produk akhir.
Daya tahan sampel bervariasi tergantung pada tipe bahan baku dihasilkan dan
daya tahan ransum.
e. Penolakan bahan baku.
Jika hasil sampling dan pengujian menunjukkan kualitas yang tidak sesuai,
menolak bahan baku. Mencatat semua alasan penolakan bahan baku
B. Uji Kualitas Bahan Pakan
Pengujian kualitas pada bahan pakan
bertujuan untuk mendapatkan bahan pakan yang berkualitas. Pengujian terdiri
dari 3 macam yaitu uji mikrobiologis, uji fisik dan uji kimiawi.
Pengujian fisis meliputi kehalusan bahan baku, kekerasan,
daya tahan di dalam air, dan daya mengapungnya. Uji fisik dapat dikakukan
dengan uji organoleptik yang meliputi bau, rasa, warna dan tekstur.
Pengujian kimiawi dimaksudkan untuk mengetahui kandungan zat
gizi dari pakan yang bersangkutan. Kandungan gizi yang perlu diuji meliputi
kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat, dan kadar air. Pengujian ini
hanya dapat dilakukan di laboratorium yaitu dengan analisis proksimat dan van
soest.
Pengujian biologis dimaksudkan untuk mngetahui sampai
seberapa jauh pengaruh pakan tersebut terhadap pertumbuhan ternak. Pakan yang
kandungan nutrisinya cukup tinggi belum tentu berpengaruh baik terhadap
pertumbuhan. Apabila bahan bakunya merupakan bahan yang sukar dicerna maka zat nutrisi
yang terkandung di dalam pakan yang bersangkutan tidak akan banyak yang tearsorbsi.
C. Formulasi Ransum
Formulasi yang akan
diterapkan harus sesuai dengan SNI kebutuhan pakan ayam petelur, seperti tabel
berikut:
Tabel 1.
SNI 2006 Kebutuhan Pakan Ayam Petelur
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1
|
Kadar
air
|
%
|
Maks 14,0
|
2
|
Protein
kasar
|
%
|
Min 16,0
|
3
|
Lemak
kasar
|
%
|
Maks
7,0
|
4
|
Serat
kasar
|
%
|
Maks 7,0
|
5
|
Abu
|
%
|
Maks 14,0
|
6
|
Kalsium
|
%
|
3,25 – 1,00
|
7
|
Fosfor
|
%
|
0,6 – 1,00
|
8
|
Fosfor
tersedia
|
%
|
Min 0,32
|
9
|
Energi
termetabolis (ME)
|
Kakal
|
Min 2650
|
10
|
Total
aflatoksin
|
Mikro gram/kg
|
Maks 50
|
11
|
Asam
amino:
-Lisin
-Metionin
-Metionin
+sistin
|
%
%
%
|
Min 0,8
Min 0,35
Min 0,6
|
Dengan mengetahui standar kebutuhan
pakan ayam petelur, selanjutnya kita bisa melakukan formulasi ransum dengan
patikan SNI. Bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan ransum harus dipilih
dengan pertimbangan keberadaan, kontonyuitas dan harga dari bahan pakan. Tabel 2 merupakan contoh formulasi ransum
ayam petelur yang bisa digunakan sebagai patokan ransum.
Tabel 2.
Formulasi Ransum Ayam Petelur
Bahan Pakan
|
Nutrien
dalam Bahan Pakan
|
Komposisi
(%)
|
Nutrien dalam Ransum
|
||
PK (%)
|
EM (kkal/kg)
|
PK (%)
|
EM (kkal/kg)
|
||
Bekatul
|
12
|
1630
|
20
|
2,4
|
326
|
Jagung Kuning
|
9,1
|
3350
|
63
|
5,733
|
2110.5
|
Tepung Ikan
|
58
|
2970
|
7
|
4,06
|
207,9
|
Bungkil Kedelai
|
44
|
2230
|
9
|
3,96
|
200,7
|
Premix
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Total
|
|
|
100
|
16
|
2850
|
D. Pengilingan Bahan Pakan (Grinding)
Bahan
baku yang dibeli oleh pabrik berasal dari berbagai sumber dan dalam bentuk
tepung dan butiran. Bahan baku butiran perlu digiling untuk mengurangi ukuran
agar diperoleh ransum yang homogen saat pencampuran (mixing). Sbelum melakukan
penggilingan bahan pakan harus dilakukan pemisahan bahan-bahan pencemar atau
kotoran dari bahan yang akan digunakan. Dua alasan utama dilakukannya penurunan
ukuran bahan, yaitu meningkatkan homogenitas dan meningkatkan luas permukaan
yang tersedia bagi enzim dalam proses pencernaan.
Proses
penurunan ukuran partikel akan meningkatkan nilai manfaat bahan baku selama
proses pencampuran (Koch, 2002) dan proses pelleting (Baker dan Herrman, 2002).
Namun penurunan ukuran partikel mempunyai batas-batas tertentu, jika terjadi
penggilingan yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kasus gastric ulcer
pada ternak. Goodband et al. (2002) merekomendasikan
rata-rata ukuran partikel adalah 700 mikron dengan range 600 sampai 800 mikron
pada ransum. Peralatan yang digunakan adalah mesin penggiling atau penghalus
yang bisa digerakkan motor listrik atau motor bakar yang bahan bakarnya bisa
berupa bensin atau solar. Alat ini dikenal dengan nama disk mill dan hammer
mill.
E. Pencampuran Bahan Pakan
Pencampuran
bertujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai nutrisi yang homogen.
Proses pencampuran yang baik akan menghasilkan produk yang seragam pada waktu
yang pendek dengan biaya, energi dan tenaga kerja yang minimum. Beberapa faktor
yang menentukan hasil pencampuran seperti ukuran dan bentuk partikel, kerapatan
jenis, urutan penambahan bahan baku, jumlah bahan yang dicampur, desain mixer,
waktu pencampuran, kebersihan dan pemeliharaan mixer. Produk akhir yang
diharapkan dapat tercapai melalui pengawasan, pemeliharaan dan pengoperasian
peralatan yang digunakan
F. Proses pembentukan Pellet (Pelletizing)
Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam
pembuatan pakan berbentuk pellet, yaitu secara manual dan dengan menggunakan
mesin (feedmill).
1.
Proses pembuatan pellet secara manual
Pembuatan
pakan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana. Alat
yang dipergunakan adalah sekop (paddle) atau drum yang dirancang dengan
mengunakan prinsip kerja mixer (Pujaningsih, 2011).
Pembuatan pellet terdiri dari pengaliran
uap (conditioning), proses pencetakan (extruding), pendinginan (cooling) dan
pengeringan. Proses conditioning adalah proses pemanasan dengan uap air pada
bahan yang ditujukan untuk gelatinisasi agar terjadi perekatan antar partikel
bahan penyusun sehingga penampakan pellet menjadi kompak, durasinya mantap,
tekstur dan kekerasannya bagus. Proses conditioning ditujukan untuk gelatinisasi
dan melunakkan bahan agar mempermudah pencetakan. Disamping itu juga bertujuan
untuk membuat pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit;
menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat; pakan menjadi lebih
lunak sehingga ternak mudah mencernanya; menciptakan aroma pakan yang lebih
merangsang nafsu makan ternak. Proses conditioning dilakukan dengan bantuan
steam boiler yang uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Apabila penguapan
dilakukan dengan mixer jenis beton molen, proses penguapan dilakukan sambil
mengaduk campuran pakan tersebut. Penguapan tidak boleh dilakukan di atas suhu
yang diizinkan, yaitu sekitar 80°C. Pengukusan dengan suhu terlalu tinggi dalam
waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan beberapa
nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino. Dalam proses pembuatan
pakan ayam ras pedaging, penguapan tidak mutlak diperlukan. Selama proses
kondisioning terjadi penurunan kandungan bahan kering sampai 20% akibat
peningkatan kadar air bahan dan menguapnya sebagian bahan organik. Proses
kondisioning akan optimal bila kadar air bahan berkisar 15 – 18%.
Sistem kerja mesin pencetak sederhana
adalah dengan mendorong bahan campuran pakan di dalam sebuah tabung besi atau
baja dengan menggunakan ulir (screw) menuju cetakan (die) berupa pelat
berbentuk lingkaran dengan lubang – lubang berdiameter 2 – 3 mm, sehingga pakan
akan keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk pellet. Kelemahan sistem ini
adalah diperlukannya tambahan air sebanyak 10 – 20% ke dalam campuran pakan,
sehingga diperlukan pengeringan setelah proses pencetakan tersebut. Penambahan
air dimaksudkan untuk membuat campuran atau adonan pakan menjadi lunak,
sehingga bisa keluar melalui cetakan. Jika dipaksakan tanpa menambahkan air ke
dalam campuran, mesin akan macet. Di samping itu, pellet yang keluar dari mesin
pencetak biasanya kurang padat.
2.
Proses pembuatan pellet menggunakan mesin
Cara yang kedua dengan menggunakan
mesin. Mesin pembuat pakan ini terdiri atas mesin-mesin penggiling (hammer mill), mesin penimbang (weigher), mesin pemusing (cyclone), mesin pengangkat/pemindah
bahan (auger, elevator), mesin penghembus (blower),
mesin pencampur (mixer), dan mesin
pembuat pellet. Untuk pembuatan pellet menggunakan alat blower, boiler, mash
bin, cooler, die, screw conveyor, mixer, vibrator dan transporter.
Sistem kerja mesin yang biasa digunakan
di industri pakan adalah dengan cara menekan atau menggiling bahan baku pakan
dengan menggunakan roda baja (roller) pada cetakan (die). Pellet yang keluar
dari cetakan tersebut kepadatannya sangat baik. Selama proses conditioning terjadi peningkatan suhu dan kadar air dalam
bahan sehingga perlu dilakukan pendinginan dan pengeringan. Proses pendinginan
(cooling) merupakan proses penurunan temperatur pellet dengan menggunakan
aliran udara sehingga pellet menjadi lebih kering dan keras. Proses ini
meliputi pendinginan butiran-butiran pellet yang sudah terbentuk, agar kuat dan
tidak mudah pecah. Pengeringan dan pendinginan dilakukan pada tahap ini untuk
menghindarkan pellet itu dari serangan jamur selama penyimpanan.
Gambar 2. Proses Pelletizing
Pengeringan pada intinya adalah
mengeluarkan kandungan air di dalam pakan menjadi kurang dari 14%, sesuai
dengan syarat mutu pakan ternak pada umumnya. Proses pengeringan perlu
dilakukan apabila pencetakan dilakukan dengan mesin sederhana. Jika pencetakan
dilakukan dengan mesin pellet sistem kering, cukup dikering anginkan saja
hingga uap panasnya hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah
kembali ke bentuk tepung. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran
di bawah terik sinar matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung
kepada cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan
sampai tercemar debu atau kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang
dikhawatirkan akan membawa penyakit. Jika alat yang digunakan mesin pengering,
tentu akan memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang cukup tinggi.
G. Uji Kualitas Produk
Pada
pengujian kualitas kontrol produk terdiri dari pengawasan produk akhir dan
Statistical Process Control (SPC).
1.
Pengawasan Produk Akhir
Pengawasan
produk akhir ditujukan untuk menjamin bahwa ransum sesuai dengan yang
diformulasikan. Pengujian meliputi sifat fisik seperti warna, aroma,
durabilitas yang dilakukan dengan uji organoleptik. Segi kimia yang meliputi
kandungan zat makanan yang ditargetkan dapat dianalisis menggunakan analisis
prosimat.
2. Statistical Process Control (SPC)
Penerapan
Statistical Process Control (SPC ) dalam pembuatan ransum mampu meningkatkan
kualitas produksi dan keuntungan perusahaan. Penerapan SPC membutuhkan strategi
usaha yang meliputi perencanaan, analisis dan pengawasan mutu. Keuntungan
ekonomis SPC meliputi peningkatan keseragaman produk, mengurangi pengulangan
kerja dan bahan terbuang, meningkatkan efisiensi produksi dan operasi,
meningkatkan kepuasan konsumen, mengurangi biaya pemeriksaan produk akhir,
mengurangi penarikan produk dari pasaran. SPC dapat diterapkan beberapa titik
kontr ol (Herrman, 2002) seperti: Penerimaan Bahan Baku : Kadar air, protein,
suhu dan kerapatan jenis Penggilingan : Ukuran partikel, kecepatan
penggilingan, penggunaan energi Batching : batch per jam Conditioning : kadar
air, suhu Pelleting : durabilitas pellet, kapasitas per jam, penggunaan energi,
suhu pellet setelah cetak, kadar air pellet. Pengepakan : berat karung Produk
akhir : kadar air dan protein
Kualitas pellet merupakan aspek
yang penting baik bagi produsen pakan maupun peternak. Kualitas pellet
ditentukan dengan durabilitas, kekerasan (hardness) dan ukuran. Kualitas pellet
yang baik membutuhkan konsekuensi bagi produsen pakan, yaitu berupa tingginya
biaya produksi, tingginya energi dan modal yang dibutuhkan. Bagi peternak
unggas, kualitas pellet yang baik akan menghasilkan konversi pakan yang rendah,
pertambahan bobot badan yang tinggi, dan meminimalkan pakan yang terbuang
(Stark, 2006). Menurut Behnke (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pellet adalah formulasi (pengaruhnya sebesar 40%), conditioning (20%), ukuran
partikel (20%), spesifikasi die (cetakan) dari mesin pellet (15%), dan
pendinginan (5%). Pemberian pakan berbentuk pellet saja tidak cukup untuk memperbaiki
performans. Performans yang baik dapt dihasilkan dari pellet yang berkualitas
baik pula, dalam hal ini adalah kualitas bahan yang digunakan dan bentuk fisik
pelletnya. Hail penelitian menunjukkan bahwa FCR meningkat sebesar 2,4% saat
ayam broiler diberi ransum kombinasi dari 75% pellet dan 25% tepung apabila
dibandingkan dengan ayam yang diberi 25% pellet dan 75% tepung (Schleider, 1991
dalam Briggs et al, 1999).
H. Pengemasan Packaging
Fungsi pengemasan (packaging) adalah melindungi pakan jadi dari
cahaya dan embun serta zat pancemar lingkungan lain. Tujuan pengemasan yaitu: 1. Mencegah kerusakan, 2. Memudahkan dalam
penanganan, 3. Menghindari kontaminasi,
4. Nilai estetika. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan
yaitu: 1.Bahan
pengemas harus memperhatikan sifat fisika, kimia dan biologi bahan yang akan
dikemas, 2. Derivat
polistiren dan polietilen lebih banyak digunakan sebagai bahan pengemas karena
tidak mudah dicerna mikroorganisme, kuat dan ringan, 3. Daya tahan suhu bahan
pengemas, 3. Tidak
mengandung logam beracun. Cara
pengemasan pada produk pakan ayam petelur berdasarkan SNI (2006) adalah pakan
harus dikemas dalam ukuran 5 kg, 10 kg, 25 kg atau 100 kg.
Pakan yang diperedarkan
harus melalui proses sertifikasi dengan dilengkapi label. Pemberian
label pada kemasan perlu dilakukan untuk memberitahukan petani mengenai
identitas pabrik dan jenis pakan. Label juga menjelaskan isi dari kantong
kemasan. Jika pakan dibubuhi obat, peringatan harus jelas tercantum bersama
dengan aturan pakai untuk jenis ternak yang menjadi komoditas dari pakan
tersebut. SNI (2006) tentang
produk ransum ayam petelur memberikan peraturan syarat penandaan atau pelabelan
pada kemasan produk. Label yang harus dicantumkan adalah Nama
atau Merek pakan, Nama atau alamat produsen, No izin perusahaan, No izin
produksi, No pendaftaran, Jenis dan kode pakan, Persentasi kadar Air,
Persentasi kadar Protein, Persentasi kadar Persentasi kadar Lemak, Serat kasar,
Persentasi kadar Abu, Kalsium (Ca), Fosfor (P) total, Fosfor yang tersedia,Kode
produksi dan tanggal kadaluarsa, cara penggunaan pakan, bahan baku penyusun dan
warna dasar etiket kuning muda dengan kode pengenal P3.
III.
KESIMPULAN
Proses
pembuatan ransum ayam petelur bentuk pellet yang baik, harus dilakukan beberapa
tahapan.Urutan pembuatan ransum pellet ayam petelur adalah pengadaan bahan
pakan, uji kualitas bahan pakan, formulasi ransum, penggilingan, pencampuran, pelletizing, uji kualitas kontrol produk
dan pengemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Herrman,
T. 2002. Statistical Process Control: Technique for Feed Manufacturing. MF2507.
Kansas State University Research and Extension, Manhattan.
Standar Nasional
Indonesia (SNI) Pakan Ayam Petelur. 2006
Suparjo. 2010.
Pengawasan mutu pada pabrik pakan ternak. Universitas Jambi.
Dalam rangka menyambut 17 agustus bersama Winning303
BalasHapusDapatkan Promo bonus dengan menggunakan OVO
Depo yang ringan Bonus yang melimpah.
Info Hub
WA: +6287785425244
Winning303 Agen Togel Terpercaya dan Terbaik saat ini..
BalasHapusDapatkan Angka Mustika Ratu Nyi Roro Kidul Setiap Hari...
Diskon hingga 65%... Tak Perlu Bayar Mahal!!!
Dapatkan ID nya Sekarang Juga...Gratis pembuatan user ID..
Menang Berapun DIbayar...Sudah Terbukti Kualitasnya...
Masih Berani Coba-coba yang lain??
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244
LINE: WINNING303
Winning303 Agen Togel Terpercaya dan Terbaik saat ini..
BalasHapusDapatkan Angka Mustika Ratu Nyi Roro Kidul Setiap Hari...
Diskon hingga 65%... Tak Perlu Bayar Mahal!!!
Dapatkan ID nya Sekarang Juga...Gratis pembuatan user ID..
Menang Berapun DIbayar...Sudah Terbukti Kualitasnya...
Masih Berani Coba-coba yang lain??
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244
LINE: WINNING303
Mengajarkan Ayam Agar Dapat Kawin Duduk
BalasHapusMisteri Ayam Aduan Kokok Malam Hari
BONUS EXTRA 200% SLOT
BalasHapusNikmati promo menarik dari Winning303 dengan permainan slot terbaiknya. Bonus deposit 200% langsung diberikan di awal permainan anda.
Promo berlaku untuk 4 provider slot terbaik Winning303
-SpadeGaming
-TTG Slot
-Pragmatic Play
- Habanero
Minimal deposit 50rb untuk mengikuti promo 200% slot..
Rasakan sensasi bermain slot dengan RTP paling tinggi saat ini...
Dapatkan juga GRAND JACKPOT dari permainan slot yang kami berikan...*
Ayo segera dapatkan akun untuk bermain sekarang juga..
Terima Daftar Dengan Akun OVO, DANA, LINKAJA, JENIUS, GOPAY
WA : 0877 8542 5244
Cs 24 Jam Online
Sering Kalah Bermain Poker atau Permainan Lain?? Butuh Konsultasi Seputar Poker atau Permainan Lain Agar Menang Terus??
BalasHapusDapatkan Trik dan Tips Jitu dari Donaco Poker...
Cukup Daftar menjadi Member saja..!!
Pendaftaran Gratis!!
Dapatkan Info Freechip Terbaru Dari Donaco Poker..
Nikmati juga kemudahan dalam bertransaksi menggunakan OVO Pay Donaco Poker...
Dapatkan Juga
- Bonus Deposit 15% New Member Weekend.
- Bonus Deposit 10% Next Deposit Weekend.
- BONUS DEPOSIT HARIAN 5%
- BONUS ROLLINGAN MINGGUAN 0.5%
- BONUS KEJUTAN LAINNYA
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662
Ciri Khas Serta Kelebihan Ayam Bangkok Naga Temurun
BalasHapus